Lebih dari separuh populasi dunia tinggal di daerah perkotaan dan urbanisasi diperkirakan akan semakin meningkat. Pertumbuhan populasi tersebut menghadapkan kota-kota pada berbagai tantangan kompleks. Masalah seperti kemacetan, polusi, dan krisis energi semakin mengancam kualitas hidup masyarakat. Salah satu solusi yang kini semakin populer adalah konsep smart city atau kota pintar. Dengan mengintegrasikan teknologi canggih, smart city tidak hanya mempermudah kehidupan, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta tahan terhadap dampak perubahan iklim. Secara luas, smart city adalah kota yang menerapkan pengambilan keputusan berbasis data (Garnett & Adams, 2018).
Salah satu teknologi yang berperan besar dalam mendukung terciptanya smart city adalah LiDAR (Light Detection and Ranging). Teknologi LiDAR memiliki kemampuan untuk menangkap data yang penting bagi sistem di dalam smart city, seperti pemantauan infrastruktur dan perencanaan kota yang lebih efisien.
Apa Itu LiDAR?
LiDAR adalah teknologi pemetaan yang menggunakan cahaya untuk mengukur jarak antara sensor dan objek di sekitarnya. LiDAR dapat merepresentasi tiga dimensi suatu objek atau permukaan yang dipetakan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan cahaya untuk memantul kembali ke sensor. Sekilas prinsip kerja teknologi LiDAR mirip seperti sonar maupun radar, namun ada perbedaannya yaitu sonar menggunakan pantulan gelombang suara untuk mendeteksi objek, radar menggunakan gelombang elektromagnetik (radio) untuk mendeteksi objek, sedangkan LiDAR menggunakan pantulan cahaya untuk mendeteksi objek.
Peran LiDAR dalam Perencanaan Infrastruktur dan Transportasi Kota
LiDAR memiliki peran krusial dalam merancang dan mengelola infrastruktur kota. LiDAR dapat membantu dalam menghasilkan peta tiga dimensi yang detail dari berbagai elemen kota. Data ini sangat berharga dalam merencanakan integrasi infrastruktur kota, sehingga perencana dapat mengurangi kesalahan dan menghindari biaya tak terduga dalam pembangunan.
Selain itu, LiDAR juga berperan besar dalam sistem transportasi kota. Teknologi ini dapat memetakan infrastruktur jalan raya, persimpangan, dan area parkir dengan akurat, yang mempermudah perencanaan pengembangan jalan tol, jalur sepeda, dan jalur kereta api. Data yang dihasilkan juga sangat berguna untuk kendaraan otonom (self-driving cars), yang membutuhkan peta akurat untuk navigasi. Kendaraan ini menggunakan sensor LiDAR untuk mengenali objek di sekitar mereka, mendeteksi rintangan, dan menghindari potensi bahaya di jalan raya, yang memungkinkan kendaraan beroperasi lebih aman dan efisien.
LiDAR juga memungkinkan pemantauan lalu lintas secara real time. Dengan data akurat mengenai kepadatan lalu lintas, pengelola transportasi dapat mengatur arus lalu lintas dengan lebih baik, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan efisiensi sistem transportasi secara keseluruhan. Selain itu, LiDAR juga digunakan untuk merencanakan jalur evakuasi atau jalur darurat yang lebih efektif, sehingga mempermudah penanganan situasi darurat.
Pemantauan Lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam
Perubahan iklim menjadi salah satu tantangan terbesar bagi kota-kota di seluruh dunia. Fenomena seperti banjir dan cuaca ekstrem lainnya semakin sering terjadi. Hal tersebut mempengaruhi kualitas hidup penduduk kota dan merusak infrastruktur yang ada. Oleh karena itu, penting bagi perencana kota untuk memprediksi dan mengelola dampak perubahan iklim secara efisien dan berbasis data.
LiDAR memungkinkan melakukan pemetaan daerah rawan banjir. Berdasarkan informasi topografi yang akurat, pemerintah kota dapat merancang sistem drainase yang lebih baik dan mengidentifikasi area yang rentan terhadap banjir. Selain itu, LiDAR digunakan untuk memetakan jalur aliran sungai atau saluran air, sehingga dapat dilakukan tindakan preventif lebih dini dalam menghadapi potensi banjir.