Mohon tunggu...
Ratih Azizah
Ratih Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sistem Moneter dari Waktu ke Waktu Mengikuti Tatanan Ekonomi Internasional

5 April 2023   09:35 Diperbarui: 5 April 2023   09:43 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hegemoni Amerika Serikat melalui Bretton Woods System 

Sistem moneter dan keuangan global telah mengalami perubahan dan perkembangan dari dari waktu ke waktu mengikuti perubahan dalam tatanan ekonomi internasional. Perubahan tersebut dimulai pada masa inter-war ketika sistem moneter dan perekonomian global sudah terintegrasi ketika semua negara menggunakan mata uang emas yang ditentukan oleh gold standard sebagai alat tukarnya, namun sejak 1914, sistem moneter menggunakan emas sebagai nilai tukar ini mengalami kemunduran. Kemudian pada tahun 1944 dibentuk sebuah sistem perekonomian global yang baru dengan nama Bretton Woods System, yang secara umum merujuk pada rezim internasional sejak akhir perang dunia II hingga awal 1970-an yang digunakan untuk mengatur mata uang dinegara-negara berdaulat. Amerika serikat sebagai pelopor Bretton Woods System ini secara diskursus memang merancang sistem ini sebagai bentuk protes terhadap kebijakan proteksionisme negara-negara pada tahun 1930-an. Asumsi dasarnya ialah dalam sistem ekonomi dan politik internasional, akan terjadi dependensi mutual, persamaan relatif dan juga resiprositas diantara negara-negara. Ide utama sistem Bretton Woods ini ialah diperlukannya Intervensi politik dalam sistem ekonomi global yang akan di batasi dalam tingkatan/keadaan  tertentu. Diantaranya ketika terjadinya kegagalan pasar dan adanya kegiatan monopoli dalam mekanisme pasar. Dalam perkembangannya Bretton Woods System ini telah menciptakan tiga rezim yang berperan besar dalam tatanan ekonomi internasional, yaitu International Monetary Fund (IMF), World Bank dan World Trade Organization, ketiganya berkaitan erat dengan Amerika Serikat yang ingin mengembangkan perekonomian liberal untuk pasar bebas yang bebas proteksi dalam mekanisme pasar global. Amerika Serikat terus mengembangkan stabilitas hegemoninya untuk mempertahankan eksistensinya dan posisinya sebagai penguasa dalam perekonomian maupun politik global.

Transformasi Sistem Keuangan Internasional Dari Masa ke Masa

Sejarah penting dalam perkembangan sistem moneter internasional ialah ketika ditemukannya jaringan keuangan dengan cakupan yang sangat luas antar negara yang kemudian dapat disebut sebagai sistem moneter yang berkembang pada 1870-an. Transformasi sistem keuangan, secara garis besar terbagi menjadi 3 tahap, yaitu pra-perang dunia, saat perang dunia dan paska perang dunia. Sistem keuangan dengan standar emas merupakan sistem moneter yang paling lama digunakan, yaitu sampai masa pecahnya perang dunia. Sistem ini lahir bukan dari prakarsa suatu institusi atau negara, melainkan dari evolusi kegiatan transaksi yang dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dulu, sehingga tidak dapat dipastikan kapan sistem moneter ini mulai berlaku. Setelah pecah perang dunia I, negara-negara Eropa mulai meninggalkan sistem moneter ini, namun kembali menggunakannya paska perang dunia I, namun dikarenakan adanya depresi ekonomi pada 1929, mereka harus meningkatkan sistem moneter ini kembali. Menurut para ahli terdapat beberapa keuntungan menggunakan sistem standar emas ini, diantaranya stabilnya kurs valuta asing, defisit dan surplus pembayaran yang mudah kembali pada keadaan seimbang. Sedangkan kelemahannya, ketika kurs valuta asing tersebut stabil maka ada potensi menyebabkan menurunnya jumlah mata uang yang beredar yang akan berimbas pada menurunnya aktivitas ekonomi dan harga dikarenakan adanya disekuilibrium pada neraca pembayaran. Meskipun sistem dengan standar emas pada saat itu mengalami pasang surut dalam penerapannya, banyak negara tetap menggunakan sistem moneter ini dikarenakan dalam sistem standar emas, aktivitas ekonomi relatif stabil. Ketika sistem standar emas tidak lagi mampu sebaik sebelum pecahnya perang dunia I, negara-negara seperti Inggris dan Prancis terpaksa meninggalkan sistem standar emas ini setelah berusaha memberlakukannya kembali setelah pecahnya perang dunia I.  Ketika Inggris mulai kehilangan perannya dalam mengatur sistem ekonomi dan moneter global, muncullah Amerika Serikat sebagai pemimpin kreditor dunia yang datang dengan menawarkan bantuan seperti Marshall Plan yang ditujukan untuk membantu pembangunan kembali setelah perang, serta mengganti nilai tukar emas sebagai fixed exchange-rate menjadi nilai tukar dollar.

Bretton Woods System: Sejarah dan Awal Kemunculannya

Setelah berkahirnya perang dunia II, Amerika serikat mengambil posisi kepemimpinan dalam perekonomian global dan mencetuskan sistem moneter yang baru, yaitu Sistem Bretton Woods. Nama tersebut diambil dari nama kota tempat sistem tersebut pertama kali di buat pada 1947 dalam pembentukan lembaga-lembaga perekonomian pasar liberal seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO. Konferensi yang diadakan di News Hampire, Amerika Serikat ini menjadi tempat dimana negara-negara berkekuatan ekonomi besar melakukan negosiasi.  Namun, Amerika Serikat dan Inggris tidak memiliki persepsi yang sama. Sehingga , Amerika Serikat mengundang beberapa negara lainnya untuk ikut dan hadir serta berdiskusi untuk menghasilkan sebuah solusi mengenai bagaimana seharusnya negara-negara saat itu menyikapi krisis yang sedang terjadi. Terdapat negosiasi antara Amerika dan Inggris dalam pertemuan tersebut, yaitu negosiator sepakat bahwa selama perang terjadi, sistem nilai tukar mengalami pelemahan yang tak terkendali. Tingkat suku bunga yang mengambang sejak 1930-an telah mengurangi aktivitas perdagangan dan investasi serta memicu terjadinya spekulasi destabilisasi dan depresiasi yang kompetitif. Kedua, mereka sepakat jika nilai tukar tidak mengambang secara bebas, maka negara juga akan membutuhkan jaminan yang cukup atas cadangan moneter yang masih tersedia. Negara tidak perlu kuatir jika ingin mengubah cara pembayaran menggunakan gold standard, karena liquiditas internasional tetap terdiri dari mata uang emas dan mata uang convertibel yaitu dollar AS. Ketiga,  kesepakatan bahwa hal tersebut sangat diperlukan untuk menghindari terulangnya perang yang ditimbulkan oleh masalah perekonomian seperti yang terjadi pada 1930-an. Peraturan-peraturan yang disepakati memastikan negara-negara akan menghapus kontrol pertukaran terhadap mata uang konvertibilitas dan kembali ke sistem pembayaran multilateral. Yang terakhir, adanya kesepakatan bahwa dibutuhkannya sebuah forum kelembagaan untuk mewadahi kerjasama internasional khususnya yang menangani masalah moneter.  Dari negosiasi-negosiasi tersebut, mereka masih bisa memberlakukan gold standard namun dilengkapi dengan adanya mata uang internasional. Setelah melewati negosiasi yang panjang, dan proses voting dimana 34 negara anggota setuju dan menandatangani dan meratifikasi perjanjian yang telah dibuat pada Januari 1946. Dengan berlakunya Bretton Woods System ini, maka sistem nilai tukar dunia berubah dari yang sebelumnya menggunakan fixed exchange-rate dengan emas sebagai alat tukar menjadi sistem dengan dua standar yaitu standar emas dan Dollar Amerika Serikat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun