Ratih Anggraeni
No. Peserta : 12
Dear Mom,…
Apa kabar mamih ku sayaang.. di Tambun ? semoga baik-baik saja yaa..
Bersama Surat ini, kaka Cuma mau bilang “I love you, mamiihhhh…”.
Miih.. Kaka mau minta maaf karena selama ini, mungkin kaka belum bisa menjadi anak terbaik. Mungkin selama ini kaka belum bisa memberikan hal-hal yang ingin mami punya.Tapi satu hal yang selalu kaka lakukan dan ulangi disetiap doa kaka adalah,
“Dear God, aku mohon jagain mamiku terus yaa, sehatkan dia terus yaa.., agar aku punya waktu untuk membahagiakan dia, mudahkan jalanku agar aku bisa membahagiakan lagi dirinya, Amin”. Inilah Doa yang selalu berulang.
Mih, kaka Cuma mau bilang terimakasih yaa,.. karena sudah menjadi ibu aku, ibu terbaik didunia yang berjuang mati matian untuk hidup kaka. Terimakasih karena selama ini mamih selalu mengerti kaka, selalu memberi kesempatan kaka melakukan apapun yang kaka suka, selalu mendukung apapun yang kaka mau. Mamih selalu ada untuk kaka, dalam kondisi apapun, sesulit apapun. Selalu menerima keputusan yang kaka buat dalam hidup kaka.
Kaka inget dulu waktu kaka kecil, kaka suka banget main hujan-hujanan sama anak anak tetangga, iya mih. Waktu itu, kita tinggal di samping rel stasiun tambun dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang. Disana rumah kita amat sangat sederhana, tanpa sofa kaya orang-orang kaya lainnya, tanpa AC seperti rumah temen kaka lainnya, tanpa karpet yang sangat lembut jika diinjak. Rumah kita sangat sederhana yaa mih, saking sederhananya Cuma ada 1 kamar. Dulu kaka pengeeeeen banget punya kamar sendiri, sampe akhirnya ruangan yang dulunya dapur dibuat sekat kamar dan dapurnya dibuat jadi lebih kecil. Saat kamar ukuran 3 x 3 untuk kaka jadi, kaka seneeeeng banget. Mamih sangat tau kalo kaka akan menyusun buku-buku kaka disana, merapikan kamar sendiri semau kaka. Dan saat itu adalah impian pertama kaka yang jadi kenyataan.
Mamih tentu pasti inget kejadian tragis dulu waktu kaka kecil sekitar kelas 2-3 SD- an, kaka sukaaaa banget main sama anak anak tetangga, main hujan-hujan an sambil lari-larian sama anak cewek cowok sekitar rumah, lari ke sana kemari dan akhirnya jatuh, kepala aku terbentur batu yang lancip, dijembatan berbatu, aku takut sekali karena melihat darah menetes, aku nangis sejadi-jadinya dan saat itu aku melihat wajah mamih sangat khawatir, aku merasa bersalah karena sudah membuatku sekhawatir itu, dengan menangis menggerung aku melihat kepalaku bersimbah darah, rasanya sakit sekali.
Dengan wajah kaget yang disembunyikan, tidak diperlihatkan kepadaku, Mamih langsung menuntun aku dengan wajah sedikit panik ke klinik, seolah berkata “tidak-apa-apa kak semua akan baik baik saja”.
Sesampainya di klinik sang dokter langsung menjahit dahi ku yang bersimbah darah. Aku teriak sekuat tenaga karena itu rasanya sangat sakit mih, aku tidak mengira akan sesakit itu dijahit. Dan saat sudah selesai kepala aku di balut perban. Aku masih menangis menahan sakit. Disana aku melihat mamih dimarahin bapak, dengan wajah menunduk mami menerima hardikan bapak. Aku tidak ingat apa yang bapak katakana. Yang aku tau aku melihat mamih dimarahi mungkin karena disangka nya aku tidak di jaga dengan baik. Sejak itu aku berjanji tidak akan nakal lagi untuk main hujan-hujanan bersama teman-teman. Setelah itu,Aku hanya melihat dengan wajah iri jika teman temanku main lari-larian ditengah hujan sambil bercanda dan masuk kekamar ku yang hangat sambil berkaca melihat dahi ku yang bekas luka nya tidak akan pernah hilang sampai aku tua nanti. Anggap saja ini harga yang harus aku bayar dari meremehkan nasihatmu mih, saat larang aku main hujan-hujanan. Untuk itu aku ingin minta maaf karena gara-gara kaka mamih jadi dimarahi bapak. Padahal mamih ga salah, aku yang salah karena tidak mendengar nasehat mu. Maafiiinn kaka yaa mih..
Aku beruntung, karena punya mamih seperti mu dalam hidupku. Seorang ibu berwajah sederhana, wanita ter-sabar yg selalu menyimpan luka dalam hatinya, Mamih ingat gak saat aku selalu memaksakan diri masuk sekolah walaupun aku sedang tidak enak badan, walaupun badan aku panas karena demam aku tetap memaksakan diri kesekolah, watakku memang keras, aku sadari itu. aku sangat suka pergi kesekolah. Sampai sakit pun aku tetap ingin masuk sekolah, mamih sudah larang aku tapi aku tetap berangkat. Dan mamih mengantar aku kesekolah. Sejak itu wajak keras kepala memang sudah tertanam dikepalaku.
Aku ingat satu hal yang membuktikan betapa sabar nya dirimu, aku punya adik kecil perempuan bernama ita. Saat itu dia kelas 1 SD dan aku kelas 4 SD. Setiap hari mamih selalu anter adikku kesekolah, adik aku ini sangat cengeng, dia suka banget menangis jika dia tidak suka terhadap hal hal tertentu dan salah satunya pergi kesekolah.
Suatu hari mami ke sekolah seperti biasa, mengantar adik aku yang manja ke kelasnya. Dia kebetulan masuk jam 10. Maka setelah sampai sekolah jam 9 an, mamih pulang kembali kerumah, dia mampir ke pasar untuk belanja.
Dan saat dia tiba di rumah, apa yang terjadi ? mamih kaget melihat ita ada di rumah sambil nangis. Dan dia bilang
“ ita cariin mamih gak ada. Ita pulang aja”
Mamih marah-marah karena melihat anak yang tadi dia antar kesekolah tiba tiba sudah ada di rumah dan tidak mau sekolah. Akhirnya tanpa banyak kata mamih mengantar kembali kesekolah nya dan menunggu sampai adik aku masuk kelas jam 10 pagi. Dan hampir setiap hari ita bertingkah manja seperti itu jika tidak ditungguin sampai masuk kesekolah. Dan setiap hari pula ita selalu nangis jika dibangunkan pagi pagi untuk berangkat ke sekolah. Dan mamih setiap hari harus iming imingi ita dengan hadiah untuk mau pergi kesekolah. Dia sangat sabar.
Mamih, kaka mau bilang terimakasih yaa karena selama ini selalu dukung kaka, dari SD kelas 1 sampai kelas 6 kaka selalu rangking 1, mungkin kaka gak pernah tau bisa membalas kebaikan mamih tapi yang kaka tau dengan berprestasi baik disekolah mungkin sedkit membuat mamih seneng.
Mamih tau gaak, sebenarnya kaka punya rahasia.
saat kaka terima rapot dan selalu rangking 1, sebenernya kaka pengen banget dikasih hadiah. Kaka pengen banget dikasih mainan yang kaka mau, seperti temen-temen kaka yang selalu mendapat hadiah saat mereka naik kelas bahkan walau mereka tidak pernah dapat rangking seperti aku. Aku Cuma bisa tersenyum saat Neni dan wiwik temen sepantaran aku disekolah berbeda bertanya,
“ratih dpt rangking 1 lagi ya, dikasih hadiah apa ? aku dibeliin sepeda dong !” ucap neni mengejek aku
“kalo aku dibeliin Barbie, warna pink kesukaan aku” timpal wiwik mencoba pamer.
Dan aku Cuma tersenyum, aku tidak punya jawaban yang tepat saat itu. Dan buru buru mencari alasan untuk pura pura dipanggil mami dari dalam rumah. Mamih tau gak, apa yang aku lakukan saat itu ? aku masuk kamar ku dan aku menangis. Aku menangis di balik bantal mengecilkan suaraku, aku takut suara tangisku terdengar olehmu. Aku mengerti mungkin memang mamih tidak punya uang lebih untuk membelikan aku kado, dan aku belajar mengerti bahwa uang mami mungkin tidak cukup untuk beli kado. Sejak itu, aku sudah terbiasa untuk tidak berharap hadiah apapun atas rangking 1 selama 6 tahun. Menurut ku itu biasa saja. Aku belajar dewasa sejak itu.
Makasih yaa mih, karena selama ini Mamih selalu dukung apapun aktifitas positif yang dari dulu kaka lakukan, kaka pernah bela- belain ngaji ke masjid raya At-taqwa, salahsatu masjid terbaik di Tambun.Kenapa kaka suka banget ngaji disana ? karena disana guru nya bukan hanya mengajarkan cara mengaji yang benar, tapi selalu menceritakan kisah kisah para nabi, kaka suka banget.
Untuk kesana harus menempuh jalan kaki disisi jalan raya selama 30 menit perjalanan kaka tetap senang melakukannya, hingga pulang jam 8 malam dan kaka tidak pernah dijemput, sebenarnya kaka sedih karena teman teman kaka semua dijemput bapaknya. Cuma kaka aja yang pulang berdua sama neni. Jalan kaki. Sediiih banget rasaanya. Lagi-lagi aku belajar menerima.
Setelah itu aku masuk SMP dan SMA Favorit Nomer 1 se Tambun. Sekolah yang di idam idam kan oleh wiwik dan neni teman rumahku. Mereka masuk sekolah swasta. Dan lagi lagi aku membawa diriku pada prestasi belajar yang cukup bagus, aku masuk kelas Unggulan di kelas 3 SMP dan masuk kelas IPA di SMAN 1 Tambun, banyak orangtua yang menganggap itu hal istimewa. Aku masih berfikir semua itu biasa saja. Karena mamih tidak pernah membelikan aku hadiah.
Mamih, inget gak waktu kaka bilang, kaka pengen kuliah. Tapi karena tidak ada biaya maka kaka di suruh kerja ajah. Saat itu kaka marah sama Tuhan kenapa kaka gak bisa melanjutkan kuliah, padahal kaka sudah coba UMPTN dan kaka diterima di IPB. Sayang sekali tidak bisa kaka ambil. Dan lagi lagi kaka hanya bisa menangis. kaka sadar mamih hanya seorang penjual kue yang untungnya hanya cukup untuk makan sehari hari saja. Tapi satu hal yang kaka tau. Kaka pengen kuliah, apapun yang terjadi. Kaka pasti akan kuliah.
Akhirnya Allah membuka jalan. Kaka memaksa kan diri ingin kuliah dengan pinjam uang engkong untuk bayar uang pendaftaran dan semester awal saja. Aku janji aku akan cari kerja untuk membiayai kuliahku sendiri, bermodalkan kekuatan yang minim, kesederhanaan berfikir untuk meraih cita-cita dan yang aku tau aku mewariskan sifatmu mih, kesabaran mu lah yang mampu menguatkan aku berjuang dijakarta seorang diri, bertahun- tahun kuliah dijakarta dan kos dimana-mana bertahan meraih cita cita. Susah payah, menahan laper dan kesedihan seorang diri dan penuh perjuangan karena sepulang kerja aku harus kuliah malam, jam 10 malam aku baru tiba dirumah. Dikosan 3 x 2 meter yang sangat sempit dan tidak nyaman karena murah. Semua itu aku lakukan untuk membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku mampu menjadi Sarjana Sastra Inggris seperti yang aku inginkan. Bertekad menjadi cucu engkong aku yang pertama berhasil jadi sarjana. Orang betawi itu pada malas kuliah. L
Dan akhirnya kesabaran itu berbuah manis yaa mih, akhirnya hari wisuda itu tiba.desember 2010. Menjadi sarjana dengan nilai skripsi A mungkin Itu hadiah pertama yang bisa aku berikan mih, dan aku berjanji akan berusaha memberikan yang lebih baik lagi.
Setelah aku lulus mamih pernah larang aku kerja dijakarta, mamih suruh aku pulang ke tambun dan kerja ditambun saja, kali ini dia memaksa aku dan aku mencoba menurutinya. Sampai 2 bulan aku menganggur mencari pekerjaan di tambun agar ibuku senang.
Tapi sayangnya tidak ada pekerjaan yang cocok dengan aku disana dan akhirnya Jakarta mengundang aku kembali untuk meneruskan cita citaku menjadi wanita karir yang sukses.
Dan dengan berat hati mami pun mengijinkan aku bekerja dijakarta.
“mungkin emang rezky nya dijakarta ya kaa.. yaudah sana jaga diri yaa” ucapnya
Banyak hal yang mamih udah berikan padaku dan aku belum bisa membalas apapun. Hanya saja saat ulangtahun mamih tahun lalu aku berhasil nabung dan menghadiahkan shofa senilai 2 juta rupiah, mungkin itu shofa biasa yang murah bagi sebagian orang. Tapi menurut aku itu shofa special karena inilah pertama kalinya aku membelikan hadiah yg dia suka, dia idam idamkan dengan uang yang selama ini aku tabung. Ini salah satu hal berharga untuknya dari aku. Dia sangat senang, sayangnya ibuku memang seorang yang tidak romantis hinggatidak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan. Dia hanya tersenyum. Tapi aku tau, senyuman kebahagiaan itu dari matanya. Aku takan lupa moment itu.
“mamih, suka gak shofa nya ?” Tanya aku
Dia hanya mengangguk dan tersenyum. Saat itu hatiku merasa bahagia sekali karena aku bisa memberikan sedikit hadiah untuk pertama kalinya untuk wanita yang paling aku cintai. Maaf kan kaka yaa mih, kaka belum bisa menghadiahkan lebih dari itu, berkat mamih,akhirnya satu per satu impian kaka terwujud, berkat dukungan mamih impian kaka semakin dekat dan salah satunya Rumah kaka, terimakasih ya mih sudah support kaka sehingga kaka mampu punya KPR sendiri. Insya Allah 2014 kaka sudah tinggal dirumah kaaka hasil jerih payah kaka sendiri.
Satu hal lagi, Mamih ingin sekali melihat kaka menikah. Untuk yang satu ini, kaka sudah berusaha dan berdoa untuk segera dipertemukan dengan jodoh kaka. Kaka ingat waktu lebaran lalu ita, adik aku berkata
“emmm.. coba lebaran ini kaka punya pacar yaa, jadi bisa lebaran bareng” nada polos
Dan mamih langsung menjawab mencoba menenangkan aku, seolah dia sangat tau kalimat adikku melukai hatiku
“ ntar juga ada, sebentar lagi…!” sambil tersenyum menatap kearahku.
Dan aku hanya mengaminkan doa mu. Semenjak putus tahun lalu aku belum berani membawa laki-laki lagi kerumah aku. insyaAllah, laki-laki yang satu ini dimudahkan prosesnya oleh Allah yaa mih.. doakan kaka terus yaa.
Mamih, maafin kaka yaah. karna kaka belum bisa menjadi anak terbaik untuk mami, Belum bisa manjadi yang mami harapkan, dengan surat ini Kaka Cuma mau bilang, Sampai kapan pun kaka sayang sama mamih, Dan akan mencoba terus membahagiakan mamih semampu kaka. Amin…
Mommy…
Setangkai mawar masih mekar dijambangan,
Sebait lirik tak pernah aku sampaikan,
Sebuah ulasan singkat bernama cinta,
Yang hanya mampu aku sampaikan melalui desah doa,
Yang hanya mampu aku panjatkan dengan secarik nada,
Tiada yang dapat mengganti lagu cintaku untukmu,
Seisi bumi dilipat pun, takan mampu gantikan kasih sayang tulusmu,
Wanita tersabar yg ku pernah temui, dimuka bumi,
Wanita terbaik yang mengumbar senyum tulusnya,
Dialah ibuku,
Aku bahagia menjadi anakmu,
I love you, Mom….
NB : Untukmembaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community (sertakanlink akun Fiksiana Commnuity sebagai berikut ini : http://www.kompasiana.com/androgini
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community: http://www.facebook.com/groups/175201439229892/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H