Mohon tunggu...
Ratih Anggraeni
Ratih Anggraeni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sarjana Sastra dan Bahasa Inggris yang gemar menulis sejak SMP, suka dengan warna Ungu, dan berprofesi karyawan swasta dan Pengusaha muda bercita cita : Menjadi wanita karir yang mampu BERKARYA untuk Agama, Bangsa dan Negara -amin-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tabut: Benda Keramat Simbol Kekuasaan di Muka Bumi

6 Januari 2011   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 6477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294300020325196253

Kemaren, saya telah bermain-main dalam tulisan yang banyak PRO & KONTRA, tentang CANDI BOROBUDUR yang merupakan hasil peninggalan NABI SULAIMAN. nah hari ini akan sedikit berhubungan kembali tentang KISAH MASA itu, karena saya masih sangat bersemangat  membahs ini semua    ^___^ siapa yang pernah dengar ISTILAH TABUT..?? makanan jenis apaa ya?? hahahah... bukan..! ini adalah salah satu kata yang sampe sekarang masih jadi MISTERI, yang hangat diperbincangan umat manusia di bumi,, ( bagi yang aware yaa). dan istilah TABUT merupakan  salah satu rahasia yang terbesar. Benda keramat yang diyakini sebagai mukjizat Nabi Musa ini, telah hilang. Bangsa Yahudi meyakini benda itu kini bersemayam di salah satu lokasi suci Masjid al-Aqsha. Menurut mereka, kedatangan sang Juru Selamat hanya tinggal menunggu waktu dan akan gagal sama sekali jika mereka tak berhasil mendapatkan benda yang juga mereka yakini sebagai simbol kekuasaan di muka bumi. Dalam Al-quran : “Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya Tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan daripada Tuhanmu dan sisa daripada peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun. Tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu orang yang beriman.” (al-Baqarah: 248) TABUT sebagaimana yang diceritakan dalam al-Quran adalah satu anugerah Allah kepada Bani Israel. Di dalamnya terdapat sebuah kitab suci. Ia berukuran tiga hasta panjang dan dua hasta lebar. Ia mempunyai berbagai-bagai keistimewaan. Tabut tersebut boleh memberikan ketenangan dan semangat kepada sesiapa sahaja yang melihatnya. Ia mampu mengalahkan pihak lawan dalam peperangan. Sekiranya Tabut itu dibawa ketika berperang, sudah pasti pihak musuh akan berasa gentar dan tewas. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap bangsa Israel semenjak peristiwa exodus keluar dari Tanah Mesir. Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang. Pertanyaan hangat ini jadi Di manakah sesungguhnya Tabut keramat itu berada?

Jawaban nya ada di CANDI BOROBUDUR.  Kerajaan Ratu Balqis yang kemaren saya tulis. Peninggalan Nabi Sulaiman ini memang sangat misterius. Hal ini  pun dibahas apik dalam PENELITIAN KH Fahmi Basya, ahli matematika Islam bahwa Menurut Fahmi Basya,  melalui relief-relief yang ada, memang terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.

"Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman'." (QS Al-Baqarah [2]: 248). Nah, BERARTI semakin memperjelas, KEMBALI NYA TABUT ITU LAH yang menjadi KEKUATAN BANGSA INDONESIA, tampil sebagai MERCUSUAR DUNIA. kita sudah tidak sabar SIAPA KAH IMAM SELANJUTNYA BANGSA INDONESIA...?? Waallahu'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun