Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayangmu di Rabu yang Bercermin

8 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi beku yang ambigu
Aku mencarimu, di antara debu-debu waktu
Aku mencarimu, dari wajah-wajah yang menyerupaimu
Aku terus mencarimu, mencari-cari asal bau tubuhmu yang tersapu angin lalu.

Pagi mulai memanjat pohon trembesi
Aku mencarimu, diantara langit imajinasi
Merayap diantara kelabu dan jingga
Aku tak tahu harus sedih atau tertawa.

Langit Rabu jingga yang bercermin
Pada hujan musim kawin
Meniup senja yang tak mau kehilangan
waktu menggapai angan-angan.

Hujan telah bermalam
Di tempat para jiwa bersemayam
Melihatmu, dengan tatap yang tak terduga tepinya
Memelukmu, dengan dekap yang tak akan lenyap hangatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun