Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesunyian yang Memeluk

18 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 18 Desember 2024   09:11 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi selewat tengah bulan,
Syahdu langit memutih,
Lembah rindu menghela napas,
Merapi dan Merbabu membiru sendu.

Dalam kesunyian, halimun dingin
Menyelimuti lereng Gunung Lawu,
Rinai gerimis bersenandung,
Menyambut senja dengan mesra.

Bayang pinus menghitam,
Menyembunyikan senyum senja,
Namun cahaya terakhir
Menggapai jiwa yang merindu.

Dalam kesepian ini,
Aku menemukan keindahan,
Pagi yang berbisik,
Senja yang memeluk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun