Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Hanyalah Debu

1 Desember 2024   11:29 Diperbarui: 1 Desember 2024   11:31 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Minggu pagi di hari yang tenang
Adakah kau terbang diantara kupu kupu
Mengarungi belukar dan bunga madu
Benarkah perasaan itu masih ada di sana
Meskipun kau menghilang kini

Aku hanya ingin mendengar suaramu saja
Sekecap kata senandung rasa
Dan ketika sehelai daun tanggal
Ia tak harus layu dan mengering terlebih dulu

Laku mengolah jiwa pada bilik hati
Nurani kian dalam ikuti perasaan batin.
Aku hanyalah debu yang akan kembali menjadi debu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun