Pagi yang pucat pasi
Rupanya langit tak kuasa menahan tangis
Kembangkan payung lagi ya
Kita jemput hujan yang senja
Duhai puan,
Seperti cinta kita yang telah senja
namun tidak jingga
Sarat kelabu pun berwarna abu-abu
Tapi tuan,
Engkau adalah pena bagiku
Dengan tinta saripati rindu
Yang takkan pernah kemarau
Sejak mula mata kita bertemu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!