Pagi yang menuju cahaya
Bersama kucing memandang jalanan
Terkadang angin bertiup kencang
Menyeberangi celah masa lalu
Menuju parit masa depan
Pagi yang dimulai dari sini
Dengan degup yang gugup
menatapmu yang seringkali menari gagu
di gestur ragu pada panggung kaku
Kepada rindu yang selalu basah tanpa desah hingga resah
Kangenku bertalu-talu mendesak
Memeluk pagi dengan kecupannya
Hangat menelusuri lekuk sepagi - paginya cintaku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H