Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Merindumu Wahai Jiwaku

12 Oktober 2024   11:30 Diperbarui: 12 Oktober 2024   11:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kabar semesta
Aku merindumu dalam hangat cahaya mentari
yang susah payah aku cumbu dengan bibir biruku
Teriknya siang ini bagai selimut angin menghembus mesra pipiku yang dingin
Berikan padang rumput hijaumu sebagai alas rebahku
Hadirkan gemericik air sungai yang jernih diantara bebatuan gunung sebagai musik penghantar istirahatku
Peluk aku dalam cintamu duhai kekasih langit
Hingga daun - daun hijau menjadi merah
Serupa kuning emas di jalanan desa
Aku merindumu wahai jiwaku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun