Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secarik Kalam Bagi Kembara

9 Oktober 2024   11:25 Diperbarui: 9 Oktober 2024   12:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah kubaca puisimu yang sendu
Saat angin bertiup hangat dan bintang hilang
Desaunya ringan melayang jauh
Terus menggumam lirih ke entah
Sungguh, sunyi ini meletihkan...

Tak terkira kalbu remuk redam
Ketika sayangmu menyapa indah
Tiada henti ingatan mengurai masa itu
Kala untaian aksara menelisik relung hati
Sadari jiwa yang lara dalam hampa

Lembar demi lembar kalam
serupa hari demi hari yang
berhitung dalam degup masa
Dan penggalan kisah kita tersenyum
Atas nama sekuntum cita yang telah melampaui nestapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun