Telah kubaca puisimu yang sendu
Saat angin bertiup hangat dan bintang hilang
Desaunya ringan melayang jauh
Terus menggumam lirih ke entah
Sungguh, sunyi ini meletihkan...
Tak terkira kalbu remuk redam
Ketika sayangmu menyapa indah
Tiada henti ingatan mengurai masa itu
Kala untaian aksara menelisik relung hati
Sadari jiwa yang lara dalam hampa
Lembar demi lembar kalam
serupa hari demi hari yang
berhitung dalam degup masa
Dan penggalan kisah kita tersenyum
Atas nama sekuntum cita yang telah melampaui nestapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H