Memiliki hewan peliharaan atau ikut merawat hewan liar yang sering datang ke rumah itu sudah pasti lama kelamaan punya ikatan batin bahasa kasih sayang antara kita dengan hewan tersebut.
Saat itu entah beberapa tahun yang lalu seekor kucing kecil berwarna oranye datang ke teras rumah dengan langkah malu-malu entah merasa takut atau asing dengan lingkungan baru. Kebetulan dilihat anakku yang paling kecil yang selalu suka dan sayang dengan kucing. Bisa ditebak langsung dikasih makan dan minum lalu ijin ke aku untuk memelihara kucing kecil tersebut.
Aku mengijinkan karena memang selain merasa kasihan kucing itu terlihat bersih juga, kami langsung menyiapkan kardus besar yang bersih buat tempat tidur kucing kecil tersebut. Dan setelah dimandikan kucing itu keliatan makin imut, sungguh menyenangkan hati kami yang melihatnya.
Hari demi hari... Oyen, demikian kami namain kucing tersebut tumbuh semakin besar dan sehat. Kesukaannya mengikuti kemanapun anakku pergi minta buat dielus-elus dan diajak bercanda. Tiap anakku mau pulang sekolah, Oyen selalu setia menunggu di dekat pagar hingga anakku pulang sampai rumah. Biasanya langsung minta digendong dan mainan rambut anakku yang panjang.
Sebagai kucing lelaki wajar kalau terus Oyen mulai main keluar rumah meskipun begitu selalu ingat buat pulang ke rumah kami. Sebenarnya khawatir juga kalo dia keluar rumah sebab kami tidak tau apa yang terjadi di luar sana...
Dan benar saja setelah satu malam Oyen tidak pulang ke rumah, tetiba kami menemukan dia pulang dengan kaki pincang dan tubuh bagian belakangnya berdarah. Badannya lemas dan tidak mau makan makanan yang kami beri, hanya mau minum air saja.
Anakku yang paling khawatir dan sampai gak mau tidur semalaman mengurusi Oyen. Membersihkan lukanya, menyuapi makanan sedikit-sedikit sehingga Oyen akhirnya mau makan, menemani tidur di sampingnya.
Dan akhirnya...pagi tadi Oyen sudah berpulang, badannya sudah disemutin juga kaku...
Anakku yang sangat sedih sampai gak mau ikutan mengubur Oyen. Akhirnya kucing kesayangan itu kami bungkus dengan kain untuk kemudian dikuburkan oleh anakku yang paling besar.
Hatiku seperti ikut patah,tak terasa keluar air mata merasakan sedih rasanya kehilangan yang teramat sangat. Mungkin karena ingat bagaimana lucunya Oyen semasa hidupnya yang selalu manja minta dielus oleh kami.
Selamat jalan Oyen, sekarang sudah tidak merasakan sakit lagi ya manis... Bersukacitalah dengan teman-temanmu menaiki jembatan pelangi menuju surga Nya...