Mohon tunggu...
Ratih Poetry
Ratih Poetry Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur

“A poet is, before anything else, a person who is passionately in love with language.” – W. H. Auden.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecaplah Betapa Sedapnya Tuhan

18 Agustus 2024   17:55 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lirih alunan organ mengiringi pemazmur disamping altar

Melagukan gubahan firman dalam gita nada liturgi

Tak berapa lama paduan suara gereja menggemakan nyanyian pujian merdu selaras dalam kasih

Terlihat cahaya tabernakel bagai pendiang abadi

Berkedip, menandakan kehadiran yang Maha Kudus

Beginikah rasanya rindu tak tergapai

Getarannya tiada henti menyentuh kalbu, meluahkan air mata hasrat

Seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan...

Aku merindumu Ekaristi

Masih terpatri dalam jiwaku ketiga sakramen utama...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun