Mohon tunggu...
Rathie Kowi
Rathie Kowi Mohon Tunggu... Pelajar/mahasiswa -

||!'}...the ordinary person.,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Misteri 2015

29 Desember 2014   17:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terima kasih padamu 2014 yang telah menemaniku perjalananku, meskipun awalnnya sangat berat ketika aku melangkah menujumu 2014. Rasa yang terbawa dari 2009 sepertinya  masih tetap menghantui langkahku. Seakan menjadi PR yang belum aku tuntaskan hingga aku harus mengulang dengan jumlah SKS yang berapa entah dan juga dengan pengajar yang sili berganti serta ruang kelas yang perpindah-pindah. Mungkin memang aku masih butuh belajar  tentang banyak hal, seperti halnya belajar untuk memahami meski tidak tau, belajar untuk merelakan meski sangat ingin memiliki, belajar untuk tidak menjadi hakim bagi siapapun.

Sebelumnya aku mengira dunia ini tak adil padaku karena tak jua rasa yang tertinggal ini pergi meski aku mengusir dengan tegas. Sangat lama rasa ini bersemayam menjajah hatiku sudah lebih dari 5 tahun berganti. Konon rasa ini seperti hantu yang gentayangan karena ada urusan yang belum selesai sehingga terperangkap antara bumi dan langit., hehe seram bingit ye tapi memang rasa ini sangat horor bagiku. Gumpalan rasa rindu ini seakan telah mengkristal dan memiliki tempat tersendiri di dihatiku.

Awalnya aku mengira rasa rindu ini untukmu... Seorang di masa lalu yang sangat baik, bahkan tak pernah ada dalam hayalku sebelumnya. Bagi aku yang tak punya kakak laki-laki, kehadiranmu melengkapi hidupku karena aku bisa punya abang yang memanjakanku seperti adik kandungnya. Menjaga aku dengan baik, memperhatikanku dan memberi tanpa aku meminta dengan tulus tanpa pamrih,. Pribadi yang bijak dalam menilai seseorang bukan hanya dari epidermis yang fatamorgana. Meski awalnya aku sedikit mengabaikanmu karena aku tak percaya adanya cinta tapi hatimu yang tulus telah mengetuk pintu hatiku. Seorang yang benar-benar membuatku “take and give a true smile” serta memperlakukanku seperti adik kandungmu meski dalam kesederhanaanmu. Akan tetapi takdir telah mengantarkan kita pada jalan yang berbeda sehingga kita tidak akan pernah bersama lagi untuk selamaya.

Setelah berpisah denganmu banyak hal yang aku alami. Tak mudah bagiku mengkalkulasikan hari yang aku habiskan untuk belajar mengikhlaskan semuanya. Sampai pada saat aku berjumpa dengan 2014 yang telah mempertemukanku pada seseorang yang sedikit memperlakukanku sama halnya engkau memperlakukanku seperti adik kandungnya. Akan tetapi sepertinya aku salah dalam beberapa hal ketika menilai dia yeepp... memang aku tidak tau seperti apa dia secara keseluruhan tetapi terlalu sulit dan terlalu berat untukku sehingga aku melepaskannya.

Setelah aku melepasnya, setidaknya aku sadar bahwa aku bukan merindukan dirimu tetapi aku merindukan sosok sepertimu. Sosok seorang abang yang mengayomiku, menjagaku, memperhatikanku dan memberi tanpa harus aku meminta dengan tulus tanpa pamrih. Pribadi yang menilai bukan hanya dari epidermis yang fatamorgana.

Saat ini aku bukan tidak mau membuka hati ini untuk orang lain, bukan juga terlalu memilih seperti yang mereka hujatkan padaku. Aku juga tidak mencari kesempurnaan karena aku sadar aku tidaklha sempurna. Dari lubuk hatiku aku percaya bahwa pada saat yang tepat aku akan menemukan sosok sepertimu seorang yang baik hatinya., yang tulus tanpa pamrih menyayangiku., dan bisa menjadi seseorang yang mengayomiku. Aku tak tau seberapa lama lagi sampai aku menemukan orang itu,. entah siapa orangnya., aku juga tidak tau seberapa banyak lagi aku harus bersabar. Namun aku percaya akan menemukannya karena aku percaya ALLAH tidak tidur. Satu lagi yang menguatkanku... Aku percaya doa kalian yang tulus untukku ketika itu., “Menemukan yang terbaik dan yang dipantaskan untukku”. Semoga ALLAH menghijabahnya., dan terima kasih untuk itu.

“Ya... Allah... entah 2015 itu seperti apa., Apalagi kebahagiaan dan kemudahan yang akan engkau berikan padaku seperti pada 2014 ini. Alhamdulillah atas semua pembelajaran yang engkau berikan melalui 2014 dariMu. Topang tegakku kala aku tertatih,. Peluk aku ya Allah kala aku perih., Jaga senyum diwajahku apapun yang terjadi. Mudahkan segala bebanku., Ringankan semua yang mempersulitku., Akan mudah bila engkau permudah., karena engkaulah petinggi Arsy., Hiang Mulia ALLAH. (rth)

Reposting from :

http://untitledbyrathie.blogspot.com/2014/12/misteri-2015.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun