Palu sudah diketuk dan peraturan sudah diputuskan, jadilah BBM (bahan bakar minyak) dinaikkan. Ini bukan hanya menjadi pro kontra di kalangan masyarakat, juga polemik bagi perekonomian bangsa.
Sejak diberlakukan kenaikan BBM pada hari Selasa (18/11) lalu selain bahan bakar bersubsidi yang mengalami kenaikkan harga, sejumlah kebutuhan pokok lainnya mengalami hal serupa. Bahkan kenaikkannya ada yang mencapai 100%. Tak pelak itu menjadi protes sejumlah kalangan yang kontra dengan kenaikan BBM. Bukan hanya kaget atas keputusan pemerintah, tapi juga tidak merasa siap menghadapi berbagai kenaikan yang mengikutinya.
Alasan kenaikkan tersebut tentu saja bersumber dari gejolak perekonomian dalam negeri. Telah menanggung biaya sangat besar untuk memenuhi kebutuhan BBM. Hal itu dirasa sangat memberatkan negara sehingga harus dilakukan tindakan preventif agar tidak mengalami krisis akut. Salah satunya dengan menaikkan harga BBM bersubsidi, meski dalam keadaan di mana minyak dunia sedang mengalami penurunan.
Upaya penyelamatan terhadap krisis negara pun dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus menjaga stabilitas moneter. Dalam hal ini Bank Indonesia mempunyai peranan sangat penting dalam mencegah dan mengatasi terjadinya krisis, serta menjaga keuangan agar tetap stabil.
Strategi Bank Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan
Dalam prakteknya, fungsi untuk menjaga stabilitas moneter tidak terlepas dari fungsi menjaga stabilitas sistem keuangan. Keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Sistem keuangan merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.
Untuk menjaga terciptanya stabilitas dalam sistem keuangan, maka Bank Indonesia melakukan strategi berupa :
1. Koordinasi dan Kerja Sama
Agar terhindar dari pertentangan dan dampak negatif yang ditimbulkan, Bank Indonesia bekerja sama dengan instansi terkait lainnya menentukan berbagai instrumen yang digunakan dalam stabilitas sistem keuangan.
Segala kebijakan yang telah dikeluarkan pun harus melalui proses koordinasi terlebih dahulu. Dengan melibatkan Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) yang beranggotakan bank central (Bank Indonesia), otoritas pengawas sistem keuangan, dan pemerintah yang didukung oleh kekuatan hukum.