Mohon tunggu...
Ratih Nugraheni
Ratih Nugraheni Mohon Tunggu... -

unpredictable,\r\n\r\nsuka jepret2\r\n\r\nsuka design n editing\r\n\r\nsuka komik sekaligus blajar nggambar komik\r\n\r\nnyantaaaaiii serasa d pantai...\r\n\r\nmahasiswa hampir kadaluarsa --"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

E + R = O

3 April 2012   15:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

E + R = O

Mungkin rumus ini terdengar asing bagi kita semua. Mungkin rumus ini juga tak sepopuler rumus E=mc2 dalam ingatan kita. Namun, lewat rumus yang sederhana ini dapat menjelaskan mengenai success mindset. Sukses dalam hidup tentunya. Rumus atau teori ini dikemukakan oleh seorang pakar psikoterapi di Los Angeles, Dr Robert Resnick dimana beliau mengatakan E (event) + R (response) = O (Outcome). Formula sederhana ini menjelaskan bahwa setiap hasil dari pengalaman hidup ini (baik gagal maupun sukses, kaya ataupun miskin) adalah hasil dari bagaimana kita merespon terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita.

Jadi begini, seringkali kita memperoleh outcomeatau sebuah hasil yang kurang memuaskan. Suatu kondisi di mana kita sering mengeluh “Kok begini sih?” atau “Kok jadi begitu” intinya kita merasa sedikit atau bahkan sangat kecewa. Ada dua option dalam menyikapi hal ini :


  1. Menyalahkan E (event). E dalam hal ini adalah situasi yang kita alami, keadaan yang sedang terjadi. Misalnya kondisi perekonomian yang tidak stabil, kenaikan harga BBM, musibah yang tiba-tiba menimpa dan sebagainya. Dengen berpikiran seperti ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, ini kenyataan hidup di mana tak ada yang sempurna dalam dunia dan kehidupan ini. Namun, dengan bersikap seperti ini, akankah kita akan mengambil tindakan untuk berubah? Akankah E atau kondisi tersebut dapat berubah? Seringnya kondisi atau kejadian yang terjadi tidak dapat diubah.
  2. Oleh karena mengubah E sangat jauh lebih susah dan mendekati atau bahkan mustahil, kita lebih berpotensiuntuk mengubahR (response) terhadap E (event).

Dalam persamaan matematis yang sederhana di atas, jika pengaruh E (event) > R (response) yang kita ambil, Outcome-nya (O) akan lebih depengaruhi oleh Event (E). Namun, jika pengaruh E (event) < R (response), Outcome-nya (O) akan lebih dipengaruhi oleh Response. Kesimpulannya response kita lah yang mempengaruhi outcome kehidupan kita. Karena akan lebih mudah dan masuk akal untuk mengubah Response kita dibandingkan Event yang terjadi.

Salah satu contoh yang dikutip dari sumber adalah ketika terjadi gempa bumi pada tahun 1994 di Northridge, California, ada sebuah jembatan tol yang ambruk yang mengakibatkan para pemakai jalan harus menunggu antri 2-3 jam hanya untuk melewati bagian yang ambruk tersebut. Seorang wartawan CNN melakukan interview dengan para pengemudi yang umumnya kesal dengan kejadian tersebut. Seorang pengemudi mengungkapkan kekesalannya dengan berkata, "Saya benci tinggal di California. Pertama kebakaran hutan, kemudian banjir, dan sekarang gempa, walaupun saya sudah berangkat pagi hari, tetap saja terlambat sampai kantor." Kemudian wartawan itu melanjutkan ke mobil yang lain, response pengemudinya sangatlah berbeda. Pengemudi itu tersenyum seakan-akan menikmati kemacetan itu, katanya, "Saya berangkat jam lima pagi dari rumah dan saya memiliki banyak kaset yang enak untuk di dengar, istri saya menyiapkan kopi dalam termos saya, jadi saya tidak mempermasalahkan kemacetan ini." Dan jika memang kemacetan ini merupakan faktor yang mutlak, seharusnya semua orang akan marah.

Contoh lain mungkin kondisi yang baru saja memanas mengenai kenaikan BBM di negara kita tercinta ini. Banyak pro atau kontra yang terjadi. Namun apapun yang terjadi kelak semisal BBM jadi mengalami kenaikan, alangkah baiknya kita dapat menyikapinya dengan jeli karena kondisi tersebut bukanlah faktor mutlak, lagi-lagi kita bermain response. Siapa tahu dengan kenaikan BBM membuat kita lebih mawas diri seperti hemat energi mungin, atau tak semata-mata nantinya yang miskin akan tambah tertindas bisa saja mereka lebih bersemangat untuk mengubah nasib, rajin bekerja misalnya. Who knows?

Itu untuk kondisi umum, kondisi dari diri sendiri juga terkadang tidak menentu. Kalau mau mencomot dari istilah anak muda jaman sekarang sih, galau. Kemungkinan galau tersebut merupakan outcome dari pengaruh E (event) > R (response). Jadi, apapun kondisi yang terjadi terhadap kehidupan kita alangkah baiknya kita membuat E (event) < R (response) dengan kata lain jangan mau kalah dari keadaan. Hidup ini terlalu indah untuk dilewati dengan kegalauan, hhaha.

E + R = O, sangat sederhana memang namun esensinya sangat menarik dan penting. Terimakasih, semoga bermanfaat. Ah, nikmatnya berbagi ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun