Aku celingukan. Si dia belum datang juga. Padahal waktu sudah terasa berteriak dan mengejar. Apalgi mendung yang barusan begitu galak menbar hujan dengan derasnya. Saat ku tengok kesekian kalinya, akhirnya sosok itu muncul. Â Dengan wajah tergesa tanpa banyak bicara dia langsung "nangkring" di depan stir. Akupun tidak biacara. Â tapi aku yakin dia tahu bahwa aku berteriak di dalam hati, "Cepaaat".
 Dengan kecepatan 80km/jam kami menuju Yogya. Setelah sampai di Malioboro, kami sempat bertanya untuk memastikan tempatnya. Beruntung mbak Vika dengan sabar menunggu kami di tepi jalan sambil celingukan.  (piss sist... :D )
Eh ternyata ada ada satu lagi yang barusan sampai, Mbak-mbak ah, belum tau namanya.. Karena aku baru bertemu. Â Dengan agak bergegas, kami naik ke lantai 2. ternyata session ngobrol-ngobrol, telah dimulai. Tapi syukurnya, baru lima menit. Kata seseorang yang sudah hadir.Â
Ibu Dewi, duduk dengan berpakaian luwes dan terlihat sangat ramah saat menerangkan semua hal tentang Batik Adiningrat. Pembicaraan yang ada tidak terlalu lama, karena sesuai scedul, kami harus berangkat ke  lokasi pembuatan batik Adiningrat dibuat. Dengan 2 mobil, kami berangkat. Rupanya tempatnya ada di sekitar terminal baru Yogyakarta.
Sempat dahi ini mengernyit, saat memasuki area yang ada. Ada sebuah tulisan sebuah brand. Batik Pertiwi. Eh ternyata Batik Adiningrat dan Batik Pertiwi masih keluarga. Dan saat ini, Batik Adiningrat berpusat di kantor Batik Pertiwi. Â Tetapi, telah ada planning pasti, bahwa tahun depan, Batik Adiningrat telah memisahkan diri sebagai PT tersendiri. Tentu saja ini merupakan bukti bahwa Batik Adiningrat telah mampu membawa dirinya sebagai perusahaan batik yang telah bisa mendiri sepenuhnya.
Setelah turun, saya dan teman lainnya langsung diajak ke tempat membatik. Langsung disediakan tempat dan alat-alat untuk membatik. Wahhh.. sangat mengasyikan. Dengan semangat aku langsung mengambil canting dan kain yang telah dipersiapkan dengan motif yang sudah ada. Kami tinggal mencanting. Ada ibu-ibu yang memandu kami. Dan Taraaa.. aku sudah selesai.. Dan saat ku lihat, yang belum pada selesai. yess aku number one.Â
Bu Dewi lalu menunjukan tempat proses selanjutnya. Kain yang sudah aku canting, segera ku bawa ke tempat.. Ehm.. rupanya ada bagian batik cap. Akhirnya kain yang sudah aku batik dengan sistem tulis, dikombinasikan dengan cap.  Saya faham, Bu dewi ingin menunjukan  beberapa proses batik. Bukan hanya batik tulis tetapi juga batik cap juga.Â
Adapun customer yang sudah dilayani dan menjadi langganan Adiningrat ternyata tidak main-main. Bu Risma, walikota Surabaya pernah datang, artis-artispun juga tidak ketinggalan. Â Hal ini menjadi bukti bahwa, Batik Adiningrat, bukanlah brand kemaren sore. Tetapi brand yang telah teruji.