Pada awal ajaran baru sistem pendidikan di indonesia, terutama di perguruan tinggi mengenal adanya tradisi pengenalan lingkungan kampus dengan mahasiswa baru. Di masing masing perguruan tinggi masa perkenalan itu diprogram dengan nama yang berbeda beda. Ada yang memberi nama MOS, Ospek atau lain sebagainya.
Dalam Masa perkenalan itu, ada sesi sesi pengenalan antara mahasisiwa baru dan mahasiswa senior atau sering dikenal dengan sebutan perperpeloncoan. Tidak jarang masa plonco ini menjadi wadah bagi para mahasiswa senior untuk mempermainkan yuniornya seperti waktu dia diplonco oleh seniornya dulu. Perpeloncoan sering diidentikan dengan kekerasan, sehingga sering menjadi bayang-bayang yang menakutkan bagi mahasiswa baru.
Perpeloncoan memang sudah ada sejak jaman dulu, dan kejadian kejadian fatal yang tidak diinginkan akibat perpeloncoan juga sudah banyak terjadi. Untuk itu, para pejabat pemerintah melalui Departemen Pendididkan dan Kebudayaan sering menghimbau agar masa perkenalan atau masa orientasi mahasiswa baru tidak di warnai dengan kekerasan.
Mereka juga menghimbau pada para perguruan tinggi yang menyelenggarakan masa orientasi yang disertaii dengan perpeloncoan, kembali kepada prinsip dasar tujuan utamanya. Yaitu tidak lain adalah terciptanya keakraban di antara mahasiswa baru dengan mahasiswa senior, para dosen, dan lingkungan perguruan tinggi tersebut. Bukan menciptakan cedera atau yang lebih fatal lagi bagi mahasiswa baru.
Gita Satriani Biantari
Universitas Negeri Jakarta
Fakultas Teknik
Tata Rias D3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H