Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - Coach & Entrepreneur

Tinggal di Tangerang. Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mind-full-ness

9 September 2020   12:31 Diperbarui: 9 September 2020   12:22 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda mengalami kepala yang rasanya penuh dengan masalah. Memikirkan banyak hal dalam waktu bersamaan. Lagi banyak pikiran. Jika hal ini terjadi pada seorang ibu bisa saja ia akan lupa apakah sudah mematikan kompor atau belum saat sudah keluar rumah. Seorang profesional bisa lupa ucapan pimpinan padahal baru saja disampaikan di rapat. 

Kondisi ini disebut mind full.

Keadaan pikiran yang mind full terjadi ketika seseorang merasa dan berpikir berbeda dengan apa yang sedang dilakukan. Biasanya pikirannya mengembara mengingat kejadian-kejadian di masa lalunya yang seringkali menimbulkan penyesalan-penyesalan.

Pikiran kita terasa penuh bisa juga karena kita khawatir akan masa depan yang belum terjadi. Dalam sebuah survey yang melibatkan 12.000 ibu yang tersebar di seluruh Indonesia, selama bulan November hingga Desember 2019 yang dilakukan oleh Aspirasi Ibu Indonesia diketahui hal yang menjadi kekhawatiran para itu itu terkait dengan masa depan anak adalah pergaulan yang kurang baik. Sebanyak 85 persen responden survei ini merasakan hal itu.

Selain itu, kekhawatiran lainnya adalah masalah pada kesehatan anak (70 persen), tidak bisa mendukung anak secara financial (52 persen), anak tidak mencintai orang tuanya (39 persen), anak tidak berprestasi di sekolah (8 persen), dan jawaban lainnya (9 persen).

Kekhawatiran tersebut bisa membuat para ibu rentan mengalami stres dan jika tidak mampu dikelola dan menumpuk maka bisa mengalami frustrasi.

Kedua macam pikiran inilah yang memicu pikiran menjadi mind full. Pikiran melayang ke masa lalu sehingga muncul memori tentang penyesalan dan pikiran mengembara ke masa depan sehingga muncul kekhawatiran tentang sesuatu yang belum terjadi.

Semua yang terjadi di luar adalah serupa dengan yang terjadi di dalam diri manusia yaitu pikiran dan perasaannya.

Charles Brodie Patterson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun