Mohon tunggu...
Rasyid Taufik
Rasyid Taufik Mohon Tunggu... Konsultan - Coach & Entrepreneur

Tinggal di Tangerang. Menulis untuk bahagia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mindfulness, Diantara Stimulus dan Respon

7 September 2020   07:29 Diperbarui: 7 September 2020   07:43 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mindfulambition/maxiprintla.com

Banyak kisah yang menginspirasi tentang bagaimana orang merespon pandemi covid-19. Salah satunya adalah dari Ibu Titis Kartikawati, seorang guru SD di Sanggau, Kalimantan Barat. Seperti yang ia kisahkan dalam konferensi pers di Graha BNPB (2/5), selain memang karena daerah tempat ia mengajar masih banyak titik-titik yang tak terjangkau internet, akses internet masih menjadi barang mewah bagi para wali murid yang sebagian besar adalah buruh tani, pekerja kelapa sawit, pedagang sayur mayur. Membeli paket internet bukan prioritas mereka.

Keadaan tidak menyurutkan semangat para guru di sanggau untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara online. Semangat itu membawanya berkolaborasi dengan Radio Republik Indonesia (RRI) dengan membuat program belajar yang disiarkan khusus selama pandemi.

Stimulus-mindfulness-respon

Kisah ibu Titis mengingatkan kita tentang konsep reaktif dan proaktif Stephen Covey. Manusia reaktif sangat dibatasi oleh hukum 'stimulus-respon' yang sempit dan terbatas. Pilihan respon dan perilakunya sangat dikuasi oleh perasaan atau keadaan lingkungan. Ibu Titis bisa saja mengeluh dengan keterbatasan yang ada dan berpangku tangan karena memang daerahnya banyak yang tidak terjangkau internet dan banyak wali murid yang tidak mampu membeli paket internet. Ia cukup mengajar online kepada murid yang punya kuota saja misalnya. Tapi itu tidak dilakukannya.

Ibu Titis masuk dalam kategori proaktif. Karena diantara stimulus-respon ada sebuah ruang yang berisi kebebasan untuk memilih respon atau perilaku. Kebebasan itu didasari oleh kesadaran akan tugas mulia seorang guru dan nilai-nilai terdalam dirinya. Proses ini yang disebut mindfulness. 

Ketika kesadaran akan nilai spiritual yang sudah built in dalam diri setiap orang seperti kasih sayang, berbagi ilmu, kerjasama dan kepedulian mendorong untuk memberikan respon berupa strategi untuk kolaborasi dengan RRI. Kesadaran untuk memeriksa kompas kehidupannya.

Anda mungkin tidak dapat mengendalikan keadaan, tapi Anda dapat mengendalikan pikiran Anda. Pikiran positif menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif.

Dr. Ibrahim Elfiky

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun