Pernyataan megawati yang menyatakan bahwa dirinya sudah tawasul dengan almarhum Bung Karno dan beliau menyebut bahwa Jokowi adalah capres yang cocok pilihan PDIP merupakan hal yang cukup menggelikan. Tiimbul pertanyaan di jaman era yang serba modern ini ternyata masih ada orang terutama yang dikatakan sebagai ibu bangsa masih percaya dengan hal hal yang berbau klenik. Bagaimana seorang yang sudah meninggal itu mampu memberikan suatu jalan keluar dari puasanya PDIP akan kekuasaan selama 10 tahun dan Bung Karno yang sudah meninggal dari 1979 itu mengatakan bahwa Jokowi pantas untuk menjadi calon pemimpin suatu negara, hal itu tentunya tak masuk akal dan logika. Karena secara logika Bung Karno tak pernah mengenal dengan namanya Jokowi. apalagi hingga menyebutkan Jokowi merupakan Capres yang pantas yang diusung PDIP untuk menjadi calon pemimpin negeri ini kelak. Dan mengapa tak disebutkan siapa wakil yang pantas mendampinginya sehingga harus berlarut larut dalam mengumumkan siapa cawapresnya. Menurutku apa yang diucapkan oleh Megawati hanyalah manuver yang dilakukan olehnya itu hanya bertujuan untuk memperkuat ketokohan Jokowi semata.
Namun dibalik pernyataan itu tentunya akan banyak menimbulkan pertanyaan di kalangan khayalayak, pastinya apa yang dilontarkan oleh Megawati sebagai pengamat kehidupan rakyat telah menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Indonesia ini masih percaya adanya budaya klenik. Dan bila hal itu mampu disepakati bahwa apa yang tersirat dari pernyataan Megawati mampu kita terjemahkan bahwa Jokowi adalah seorang satrio piningit yang memang dikirimkan oleh Alam Gaib untuk dapat memimpin bangsa Indonesia yang begitu melekat pada hal hal yang berbau klenik.
Seharusnya hal hal tersebut tak perlu lah dibicarakan di depan umum, masih banyak hal yang bisa diungkapkan oleh Megawati untuk memperkuat ketokohan Jokowi, seperti pengalaman pengalamannya ketika blusukan di Jokowi dairipada harus menceritakan pengalaman spiritualnya di depan khalayak yang tentunya tingkat pendidikan dar wawasan dari orang orang yang disampaikan pesan tersebut berbeda beda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H