Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi Generasi Muda sebagai The Next Kebangkitan Nasional

20 Mei 2022   21:11 Diperbarui: 20 Mei 2022   22:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri saat sedang berdiskusi tentang Teori Sosial

Perjuangan generasi  muda di era kolonialisme Belanda, melahirkan perjuangan yang gigih untuk menciptakan cita-cita mulia berupa kemerdekaan Indonesia. Perjuangan yang dikenang dari generasi ke generasi sampai hari ini masih terpatri dalam jiwa kita dan mencatatkan kisah tersebut dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. 20 Mei 1920, menjadi sejarah awal lahirnya semangat perjuangan memperebutkan kemendekaan Indonesia oleh kaum muda saat itu, berujung pada satu kesimpulan bersama untuk menumbuhkan rasa semangat nasionalisme. Selain nasionalisme, gebrakan semangat bersekolah menjadi motivasi agar masyarakat pribumi dapat merasakan pendidikan tanpa biaya. Dengan demikian semangat belajar dan rasa nasionalisme mendorong terciptanya sejarah baru bangsa Indonesia.

Lebih dari satu abad sudah (20 Mei 1920-20 Mei 2022/102 Tahun) sejak perjuangan tersebut lahir, dan kini masih terdengar ditelinga kita bahwa Kebangkitan Nasional merupakan pengetahuan yang tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia. Kemerdekaan Indonesia sudah kita rasakan, lembaran-lembaran baru perjalanan bangsa indonesia selalu mengalami perubahan, dan pergantian generasi muda terus berlanjut. Alhasil, pertanyaan bermunculan dibenak kita. Bagaimana melanjutkan perjuangan sejarah itu pada saat ini.? Bagaimana peran kita sebagai generasi muda untuk melanjutkan semangat perjuangan-perjuangan itu.? Atau jangan-jangan generasi muda saat ini mengalami kemunduran.?

Nelson Mandela pernah berkata dalam acara konser live 8 di Edinburg pada Juli 2005 (konser amal untuk kemiskinan) "Terkadang sebuah generasi terpikir ingin menjadi besar. Kalianlah yang menjadi generasi besar itu. Biarkan kehebatanmu mekar. Tentu tugas itu tidak akan mudah. Tapi jika anda tidak melakukannya maka hal itu akan menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan, terhadap apa yang saya minta semua manusia untuk bangkit." 

Beranjak dari pemikiran diatas, generasi muda memiliki peranan penting dalam kemajuan sebuah peradaban, bangsa, begitupun negara. Sehingga kehadiran generasi muda  dapat menentukan maju dan tidaknya sebuah peradaban, bangsa, dan negara. Oleh sebab itu, generasi muda dituntut untuk mempersiapkan diri melalui pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni guna menghadapi permasalahan-permasalahan kedepannya agar sebuah kemajuan dapat terealisasi. Menjawab pertanyaan-pertanyaan pada argumentasi awal, salah satu upaya mempertahankan dan melanjutkan semangat kebangkitan bangsa yaitu dengan menguatkan semangat literasi.  

Menumbuhkan bahkan semangat literasi bukan tugas yang mudah, ditambah lagi dengan keterlenaan generasi muda atas hal-hal yang bersifat instan, tidak ingin mempersulit diri, dan malas membaca buku. Hal tersebut melahirkan degradasi atas pengetahuan yang bermula dari kurangnya semangat litarasi.   Apabila semangat literasi ini terus mengalami penurunan, disertai pula dengan ketiadaan tindakan untuk membangkitkan semangat tersebut, maka sudah barang tentu krisis pengetahuan hingga ketidakmajuan sebuah peradaban akan terjadi.

Semangat literasi bertujuan untuk melahirkan pengetahuan yang layak dimasa depan. Sejarah Kebangkitan Nasional juga tidak lepas dari semangat pengetahuan dan intelektual generasi pada saat itu. Oleh sebab itu, sudah menjadi tugas kita generasi muda dalam mepertahankan dan memperjuangkan kebangkitan nasional dengan gebrakan semangat literasi. Maka kemajuan Indonesia nantinya bukanlah sebuah keniscayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun