Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menangislah Manisku

12 September 2017   01:30 Diperbarui: 12 September 2017   03:23 1788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://lakeybanget.com

Menangislah manisku.

Saat bibirmu tak lagi berbicara dalam bahasa sedih, menangislah manisku.

Luapkan semuanya kepadaku, agar cinta mampu menjawab tangisanmu.

Biarkan kalimat-kalimat cintaku memenuhi hasrat sedihmu.

Manisku, rasakan setiap pelukan-pelukan hangatku dalam imajimu.

Agar kau tau, pelukanku seakan obat penawar sedihmu.

Saat air matamu jatuh, biarkan saja ku rangkul badanmu.

Agar dapat kuceritakan betapa indahnya cinta diujung waktu.

Menangislah manisku.

Menangislah, telan kesedihan pada kalimat pahit itu.

Menangislah, telan keresahan pada kalimat gundah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun