Mohon tunggu...
Rasyid Muhiddin
Rasyid Muhiddin Mohon Tunggu... -

Pengamat politik amatir, suka membaca dan tinggal di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Megacities Jakarta NGC Ungkap Kompetensi Handal Fauzi Bowo Mengelola Ibukota

27 Agustus 2012   04:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13460438162073496697

Pada libur lebaran lalu, saat berkunjung ke rumah kerabat di kawasan Tanjung Barat, saya disuguhi sajian istimewa yaitu DVD Megacities : Jakarta yang dibuat oleh National Geographic Channel. Sembari mengunyah kue lebaran yang lezat, saya dan keluarga menyaksikan tayangan dokumenter tersebut dengan decak kagum. Apa yang disajikan dalam film tersebut membuka mata saya tentang kompetensi handal yang dimiliki Pak Fauzi Bowo dalam mengelola ibukota dengan program-program yang visioner. Kehandalan beliau dalam mengelola ibukota Indonesia dan kota ketiga terbesar didunia ini ditunjukkan dalam 3 hal yakni menangani banjir, kemacetan dan sampah yang tentu saja menjadi kendala klasik yang dialami masyarakat kota yang berpenduduk lebih dari 24 juta jiwa ini. Kompleksitas Jakarta dengan masyarakat yang majemuk, serta sejumlah persoalan-persoalan terkait soal banjir dan transportasi yang sudah menjadi masalah sejak Gubernur-Gubernur sebelumnya, diatasi dengan solusi yang holistik dan terintegrasi. Ratih Hardjono, jurnalis, penulis dan konsultan public affairs, dalam tayangan tersebut mengemukakan,  di tahun 2007 banjir terbesar dalam 30 tahun terakhir melanda Jakarta, 60% kota ini kebanjiran, di beberapa area sedalam 7 meter, namun korban manusia jauh lebih besar, 57 orang tewas, 420 ribu orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah. Menghadapi kenyataan muram ini, Jakarta memulai program drastis untuk mengalihkan dan mengendalikan banjir. Serbuan air yang datang ke ibukota mesti dikendalikan dengan membangun infrastruktur yang mumpuni, salah satunya mengatur air yang datang dari 13 sungai yang meliuk diseantero Jakarta. Untuk meminimalkan banjir, 18 kanal utama dan 500 kanal kecil saling bersilang di kota ini yang kemudian mengalir ke Banjir Kanal Barat, yang kemudian mengarahkannya ke laut. Banjir Kanal Timur (BKT) kemudian dibangun untuk menyokong upaya meminimalisir banjir di ibukota. Melintasi 5 sungai BKT memberi saluran langsung menuju laut. Efeknya luar biasa. Tak ada lagi banjir sebesar tahun 2007 silam. Berdasarkan berita disini luas genangan banjir sudah sangat jauh berkurang dan genangan air cepat surut, bahkan beberapa lokasi rawan banjir turun drastis dari 128 titik menjadi 62  titik.

Sebagai catatan penting, perbaikan pengelolaan banjir di Jakarta dalam 4 tahun ini mendapat perhatian serius dari Bank Dunia. Lembaga dunia ini menjadikan Jakarta sebagai contoh pengelolaan banjir untuk berbagai kota di dunia yang banyak terancam banjir sebagai dampak climate change. Keberhasilan dalam mengatasi banjir tersebut merupakan kerja keras yang telah dilakukan Pemrov DKI dalam menyelesaikan berbagai proyek pembangunan diantaranya, membangun Kanal Banjir Timur (KBT) dimana telah melindungi wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara seluas 15.400 Ha dengan jumlah penduduk mencapai 2,7 juta jiwa warga dari ancaman banjir. Selain menuntaskan KBT, selama 4 tahun ini, Pemprov DKI juga telah melakukan normalisasi Kanal Banjir Barat, membangun 9 polder, membuat sodetan dan membersihkan drainase, memperluas waduk, menambah pintu air serta memperkuat rumah pompa. Selain itu juga menambah dan merehabilitasi waduk sebagai parkir air di 165 lokasi, membangun rumah pompa dan mengadakan pompa pengendali banjir di 24 lokasi, serta memelihara dan mengoperasikan 32 sistem polder dengan 125 pompa pengendali banjir di 64 lokasi dengan kapasitas 302 m3/detik. Sementara pelebaran sungai dan pembangunan turap untuk menambah kapasitas sungai yang ada serta melakukan pengerukan lumpur di 64 ruas sungai juga dilakukan. Penertiban bangunan yang berada di atas saluran, normalisasi saluran denganmembangun tambahan Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet. Kedepannya, proyek pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai dan 4 waduk dengan dukungan pembiayaan Bank Dunia sebesar Rp1,4 Triliun di Jakarta atau lebih dikenal dengan Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) diharapkan akan mengurangi tekanan banjir di Jakarta sebesar 30 persen, karena akan  mengeruk sekitar 3,5 juta ton meter kubik sendimen dan limbah dari sungai dan waduk.

Lantas, bagaimana solusi mengatasi kemacetan? Dalam video ini secara gamblang diungkapkan bagaimana upaya konstruktif untuk menyiasati kemacetan yang kian parah di Jakarta. Pada tayangannya disebutkan (lihat video diatas) , Jalanan di Jakarta kapasitasnya hanya 1 juta kendaraan, namun tiap hari menampung 1,5 juta mobil dan terus bertambah dari waktu ke waktu.  Setiap 24 jam terdaftar 280 mobil dan 200 motor baru terdaftar di Jakarta, kian menambah keruwetan lalulintas di Ibukota. Bis Transjakarta menjadi salah satu solusi mengatasi kendala itu. Dengan 281 bus, 120 halte, 97 kilometer jalur jalan khusus membuat jalur Transjakarta menjadi sistem bus transit cepat terpanjang didunia.  Update terbaru dari situs Transjakarta, kini bahkan berkembang lebih pesat.

Transjakarta busway memiliki 215 halte disepanjang sebelas koridor busway dengan ketinggian platform 110 centimeter dari tinggi permukaan jalan agar tersedia akses yang rata dengan bus. Setiap halte busway dilengkapi dengan akses untuk pejalan kaki yang terhubung dengan jembatan penyeberangan orang, yang dirancang khusus untuk mempermudah pengguna layanan busway. Sarana dan prasarana di halte ada loket pembelian tiket, dan pintu barrier sebagai jalan masuk dan jalan keluar bagi pengguna jasa layanan. Selain itu disediakan fasilitas tempat sampah, informasi rute dan pintu otomatis untuk memberikan kenyamanan dan keamanan saat menunggu di halte. Saat ini jumlah armada bus 524 unit dioperasikan berdasarkan rencana operasi yang terjadwal di 11 koridor. Bus yang diberangkatkan pada titik awal diatur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan baik pada jam sibuk maupun jam tidak sibuk. Selain rute regulator Koridor 1 sampai dengan 11, untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi kepadatan penumpang di halte transit, maka BLU Transjakarta Busway menambah rute-rute langsung yang berdasarkan sistem jaringan dan dapat diakses penumpang sesuai dengan tujuan perjalanannya. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional busway sekitar 5000 orang yang terdiri dari pramudi, petugas pengamanan, petugas tiket dan petugas kebersihan.

Solusi visioner lainnya adalah pembangunan jalan layang untuk mengantisipasi keterbatasan lahan di Jakarta. Dalam video ini disebutkan dibandingkan kota besar lain, hanya memiliki kapasitas jalan 6,2 % dibandingkan kota-kota seperti New York, Tokyo dan Singapura yang memiliki kapasitas 15-20%.  Nyaris mustahil memperlebar sisi jalan kiri atau kanannya karena akan mengambil lahan masyarakat. Solusinya unik, membangun jalan layang dari atas, dengan sistem palang luncur, dimana struktur sementara dibangun diatas badan jalan, setiap segmen 40 meter jalan, diangkat dibawah perancah dan dibawa ke posisinya, lalu diturunkan di tonggaknya.  Setelah selesai perancah digeser ke segmen berikutnya. Sistem palang luncur ini sama sekali tidak menganggu aktifitas lalulintas dibawahnya. Direncanakan akan dibangun 60 km jalan layang di seluruh wilayah kota Jakarta yang terhubung secara terintegrasi dengan jalan tol, jalan raya dan jalan lingkar luar untuk mengantisipasi kemacetan di Jakarta. Selama puluhan tahun warga memompa air tanah untuk minum, memasak dan mandi.  Seiring dengannya, pondasi dibawahnya ikut lemyap, akibatnya penurunan tanah terjadi. Dari ulasan Ratih Hardjono di video ini, 40% Jakarta 1-2 meter berada dibawah permukaan laut.  Dan semua baru disadari 20 tahun kemudian.  Saat hujan lebat, air menggenangi kawasan yang lebih rendah. Untuk mengatasinya, dipakai jaringan tambak, waduk dan stasiun pompa yang disebut "Polder".  Salah satunya adalah Polder di Pluit dimana air banjir mengisi kolam penahan (polder), jika air meninggi, pompa dipakai untuk melepas air ke laut. Totalnya ada 11 pompa dengan kapasitas yang berbeda-beda. Waduk Pluit memiliki kapasitas 48 m3/detik dan sudah biasa menerima 50-60 m3/detik. Tidak hanya itu, program visioner lainnya yang bisa disaksikan dalam tayangan video ini adalah mengenai program pembangunan tanggul raksasa di pesisir pantai utara jakarta. Banjir di Jakarta tak hanya datang dari satu arah. Lahan Jakarta seluas 650 km persegi, namun 260 km persegi berada di bawah permukaan laut.  Jakarta Utara yang kerap mengalami banjir dari dua arah selama musim hujan. Tidak hanya karena air yang mengalir dari area yang lebih tinggi namun juga air pasang laut (yang biasa disebut "Rob") dan mampu melalui tanggul laut yang sudah ada. Mengantisipasi hal tersebut, dibuatlah program reklamasi pantai dengan membangun 30 km area pesisir pantai utara Jakarta. Lahan buatan ditambahkan 1,4 km ke laut jawa. Lebih dari 2700 hektar tanah dipakai untuk membuat pulau buatan dimana apartemen serta area pemukiman akan hadir di area bekas laut tersebut. Menyediakan pemukiman bagi populasi masyarakat Jakarta yang terus membengkak. Mengitarinya akan dibangun tanggul raksasa setinggi 3 meter diatas laut. "Pulau-pulau" kecil ini akan memberi zona penahan terhadap air pasang, untuk menjauhkan laut yang meninggi. Pada tahun 2007, Jakarta memulai program terobosan Car Free Day (lihat video diatas) setiap hari Minggu. Ini bagian dari upaya berkesinambungan untuk mengajak masyarakat meninggalkan mobilnya dan hidup lebih sehat dengan berlari, bersepeda atau berjalan kaki melewati jalan kosong yang biasanya padat dilewati oleh kendaraan. Udara menjadi lebih bersih. Kadar debu turun 34%, Karbonmonoksida turun jadi 68%, Nitrogenoksida turun jadi 80%. Di video ini ditayangkan pula rencana pemerintah kota Jakarta membangun MRT (Mass Rapid Transportation). Adalah Tribudi Rahardjo, Direktur MRT Jakarta yang memaparkan sejumlah alasan membangun fasilitas ini. Di tahun 2020, menurut beberapa kajian, Jakarta akan lumpuh, bila tak ada solusi yang komprehensif memperbaiki sistem transportasi di Jakarta. Tahun 2011 tahap pertama MRT dimulai, dengan model sistem yang ada di Asia, untuk meredakan kemacetan di kota. MRT menurut, Tribudi, ditujukan bagi pengendara mobil pribadi bisa beralih menggunakan fasilitas itu. Tahap pertama MRT memiliki 1 rute dengan 21 halte, 7 halte diatas dan 14 lainnya dibawah tanah.  Kereta dibuat dalam 6 gerbong yang mampu menampung 1500 penumpang akan berjalan tiap 5 menit. Tahap kedua merentang dari Timur ke Barat meliputi 87 km dengan 48 halte. Sistem MRT ini akan terintegrasi dengan sistem jalan raya, kereta dan koridor busway. Setiap sudut kota akan terjangkau. Saya tidak akan menjelaskan lebih detail, bagaimana video ini memaparkan sejumlah program visioner pemerintah DKI Jakarta yang dipimpin oleh Pak Fauzi Bowo. Silahkan anda menyaksikan sendiri tayangan video diatas. Bagi saya, pencapaian-pencapaian monumental yang dilakukan beliau sesuai dengan kompetensi handalnya sebagai sosok yang tahu persis bagaimana mengelola ibukota menjadi lebih baik. Dari tayangan ini faktanya 30% banjir berhasil dikurangi (2010, saat BKT selesai dibangun), ditahun 2011 jadi 40%, hingga tahun 2016 jadi 75%. Seperti yang sudah saya ungkap pada postingan saya sebelumnya, program yang dicanangkan oleh Fauzi Bowo-Nachrowi terlihat lebih realistis dan membumi dengan kajian yang komprehensif dan mendalam.  Dan lewat tayangan saluran televisi International National Geographic Channel ini, pencapaian tersebut dapat menjadi realitas kekinian untuk melihat sejauh mana kompetensi sang ahli, Fauzi Bowo, menangani permasalahan kompleks di ibukota.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun