Tikus adalah binatang mamalia yang sering kita jumpai di sekitar kita. Hewan mengerat ini identik dengan lingkungan kotor dan penyakit. Banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui tikus, baik melalui urinnya, gigitannya atau bahkan lewat gigitan kutu yang menempel di tubuhnya. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui tikus yang perlu kita ketahui dan kita waspadai.
Penyakit ini lebih dikenal dengan nama penyakit kencing tikus. Penyebabnya adalah bakteri leptospira. Bakteri leptospira menyebabkan penyakit leptospirosis terutama pada tikus, cecurut, anjing, kucing, maupun hewan ternak seperti kambing, sapi dan kuda. Akan tetapi penyakit ini juga dapat menular ke manusia. Cara penularannya melalui kencing hewan yang terkena penyakit, masuk ke dalam genangan air yang ada di lingkungan sekitar, dan jika terdapat luka di kaki atau tangan kita, sedangkan kondisi tubuh kita sedang tidak fit, maka kita bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita dan kita akan tertular penyakit ini.
Gejala atau tanda penyakit ini tidak ada yang khas. Umumnya penderita merasakan demam, meriang, disertai pegal atau nyeri pada betis. Pada penderita yang sudah parah bisa mengalami kekuningan seperti pada penyakit hati (penyakit kuning), mata kemerahan, dan yang fatal adalah gagal ginjal.
2.Pes
Penyakit pes pernah menjadi wabah penyakit yang mengerikan di Eropa pada masa lampau. Hampir sepertiga hingga dua per tiga penduduk di Eropa meninggal karena menderita penyakit ini. Sedangkan di Indonesia, wabah pes pernah terjadi antara lain di Boyolali, Jawa Tengah. Akan tetapi saat ini, penyakit tersebut jarang dilaporkan kembali. Walau demikian kita diharuskan tetap waspada, mengingat penyakit tersebut dapat menimbulkan kematian dengan cepat.
Ada beberapa jenis penyakit pes. Tetapi yang paling berbahaya yaitu jenis Pes Pnemonik yang menyerang pernafasan. Penyebab pes adalah bakteri Yersinia pestis. Bakteri tersebut menular melalui gigitan kutu yang hidup pada tikus.
Gejala yang dialami oleh penderita antara lain demam tinggi dan nyeri pada lipat paha atau ketiak. Pada penderita yang sudah parah dapat pula mengalami gangguan pernafasan hingga menimbulkan kematian.
3.Murine typhus
Murine typhus adalah jenis penyakit yang jarang dikenal oleh masayarakat luas. Penyakit ini disebut juga Tipus Endemik. Penyebabnya yaitu bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan melalui kotoran kutu pada tikus yang kemudian masuk ke dalam luka gigitan kutu atau luka lain yang ada di kulit kita.
Gejala utamanya antara lain yaitu demam dan nyeri otot, kadang pula disertai ruam atau bintik kemerahan. Tipus ini jarang menimbulkan kematian, tetapi cukup mengganggu kesehatan manusia.
4.Scrub typhus
Scrub typhus adalah sejenis penyakit tipus yang juga ditularkan melalui kotoran tungau yang mengenai luka di kulit, termasuk luka akibat gigitan tungau. Tungau atau disebut “tengu” oleh orang jawa, adalah sejenis laba-laba sangat kecil, yang dapat hidup juga pada tikus. Penyebab penyakit Scrub typhus disebut Orientia tsutsugamushi. Gejalanya demam, sakit kepala, nyeri pada ketiak atau pangkal paha. Gatal-gatal akibat penyakit ini sangat mengganggu manusia.
Nama penyakit hantavirus berasal dari nama sungai di Korea yaitu Sungai Hantan. Penyakit yang disebabkan oleh virus Hantaan disebut demam berdarah dengan sindrom renal(HFRS). Gejalanya antara lain telapak tangan berkeringat, demam, kencing berbusa, dan bisa menyebabkan sulit bernafas sehingga meyebabkan kematian. Virus hantaan ditularkan melalui kencing, ludah, kotoran serta gigitan binatang pengerat seperti tikus.
Masih banyak lagi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tikus. Untuk itu, kita harus waspada terhadap tikus di sekitar kita, terlebih di dalam rumah kita. Perilaku hidup bersih seperti cuci tangan dengan sabun, merawat luka dengan baik, misalnya dengan menutupnya menggunakan plester, rajin cuci tangan dengan sabun, menutup makanan agar tidak terkena tikus maupun kencing atau kotorannya, adalah beberapa cara praktis dan sederhana yang seringkali kita sepelekan ternyata dapat mencegah penularan penyakit berbahaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H