Mohon tunggu...
Rasyid Indra
Rasyid Indra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menuliskan apa yang saya pikirkan\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Recommended: MAN Insan Cendekia Serpong - Gorontalo

19 Februari 2013   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:03 7344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya merasa memiliki kewajiban moril sebagai alumnus dari MAN Insan Cendekia Serpong, untuk sedikit membantu dengan memberikan informasi untuk orang tua atau adek-adek kelas 3 SMP/Mts tentang sebuah sekolah yang telah banyak merubah saya dalam banyak hal. Saya ingin apa yang telah saya rasakan dan peroleh selama berproses di “kawah candradimuka” MAN Insan Cendekia Serpong, dapat pula dirasakan oleh adek-adek saya.

Tahun 2009, saya lulus dari salah satu SMP di kabupaten Jember, Jawa Timur, Alhamdulillah dengan predikat yang cukup memuaskan. Sebagaimana layaknya anak kelas 3 SMP, saya dipusingkan dengan memilih bangku sekolah menengah atas, pusing dengan proses administratifnya yang ribet, pusing dengan ujian-ujian masuk yang akan dihadapi (ketika itu kabupaten Jember mengadakan semacam Tes Potensi Akademik sebagai seleksi masuk SMA). Dan saya diterima di salah satu SMA favorit di kabupaten Jember.

Tapi, di sisi lain, saya berkeinginan sekali untuk mendapatkan beasiswa ketika bersekolah di SMA. Kemudian orang tua saya mendapatkan info, bahwa jauh di Tangerang sana, ada sekolah yang bagus dan semua siswanya di cover oleh beasiswa. Dan disitulah saya mendengar nama “MAN Insan Cendekia Serpong.” Terus terang saja, nama MAN Insan Cendekia Serpong (IC) tidak begitu terdengar di kota tempat saya tinggal. Anda boleh cek, tanyakan nama “MAN Insan Cendekia Serpong” ke guru-guru SMP di kab. Jember, saya yakin 85% dari mereka baru mendengar ketika Anda ucapkan tadi. Tapi ketika itu saya tidak langsung tertarik dengan IC, embel-embel MAN membuat saya sedikit “ilfill.” Mainset yang ada dalam pikiran saya ketika itu, dan mungkin kebanyakan anak SMP, kalo MAN itu sekolah yang tidak terlalu bersaing, buangan anak SMP yang nggak diterima di SMA, dsb. Informasi yang saya dapatkan hanya sebatas dari internet, dan kebanyakan info yang saya terima memang positif. Namun ketika itu saya juga dibingungkan dengan banyaknya sekolah yang memakai nama Insan Cendekia, “katanya sekolahnya gratis, kok masih bayar sampe 30 juta?” saya baru sadar bahwa harus menuliskan keyword dengan lengkap, “MAN Insan Cendekia Serpong”,  ketika search di google.

Walaupun gengsi, saya tetap daftar, hehe, dan Alhamdulillah tahap demi tahap saya lalui. Menyiasati adanya soal bahasa arab dalam tes tulis, saya belajar tiap pagi dan sore kepada seorang guru bahasa arab, walaupun ketika tes juga masih tetap nggak bisa. Dan akhirnya nama saya ada dalam daftar 120 siswa baru IC. SMA di Jember pun saya tinggal, meski sudah ikut MOS dan diplonco oleh kakak kelas disana, bahkan seragamnya pun sudah saya terima!

[caption id="attachment_237324" align="alignnone" width="300" caption="Area MAN IC (diambil dari algheraze.blogspot.com)"][/caption]

Bulan Juli 2009, setelah melalui perjalanan panjang, Jember-Jakarta, yang sangat melelahkan, saya melihat IC untuk pertama kali. Saya berpikir ketika itu, kalo langkah saya ini gambling sekali, bayangkan, Anda memilih sekolah yang bahkan belum pernah Anda lihat langsung, Anda hanya dengar dari internet yang informasinya pun terbatas! Namun rencana Allah selalu manis.

Hari berganti hari, saya melalui masa-masa awal yang cukup berat, karena itulah pertama kali saya tinggal di asrama (boarding school). Tapi makin hari, saya makin sadar, bahwa saya bersekolah di sekolah yang TIDAK BIASA. Dan setelah lulus saya semakin yakin, saya telah bersekolah di sekolah yang LUAR BIASA!

Didirikan tahun 1996 oleh BPPT, dengan salah satu founding father-nya, B.J. Habibie, “ayah ideologis” dari alumni IC. MAN Insan Cendekia didirikan di dua tempat, satu di Serpong kota Tangerang Selatan, dan satu lagi di Gorontalo. MAN Insan Cendekia baik yang di Serpong maupun Gorontalo memang di-set memiliki perimbangan antara pendidikan Imtaq dan Iptek. Jadi siswa IC nggak hanya belajar fisika, matematika, kimia, bahasa, saja, tapi ada juga pelajaran aqidah akhlak, fiqih, qur’an hadist. Adanya pelajaran agama ini tidak membuat pelajaran macam fisika, dll. Itu terkurangi jam-nya, jadi jumlah jamnya tetap sama. Sehingga membuat waktu belajar di kelas berbeda dengan yang lain.

Belajar di kelas itu Cuma sebagian dari proses yang ada. Pagi-pagi menjelang subuh, siswa-siswi bangun dan ke masjid, setelah subuh biasanya ada kegiatan mengkaji kitab-kitab agama, baik fiqih, akhlak, maupun tauhid, untuk kegiatan ini, saya akui, saya sering ketiduran, hehe, bergantian dengan kegiatan ngaji Quran dan hafalan. Shalat Dhuhur dan Ashar yang berada pada jam belajar di kelas juga dilakukan secara berjamaah di masjid, pun juga Shalat Magrib dan Isya. Setelah shalat Isya juga biasanya ada kegiatan kajian kitab di masjid.

Malam hari, siswa-siswi belajar mandiri di asrama, namun apabila ada kesulitan belajar, bisa mendatangi rumah guru yang juga berada di area IC. Ada juga program intensive ketika kelas 3 untuk persiapan UN dan SNMPTN, dan tiap tahun juga ada program “jalan-jalan” bertajuk studi kolaboratif ke daerah-daerah, seperti Lampung, Lembang, Purwakarta, Pangandaran, dsb.

Prestasi dari olimpiade maupun kompetisi-kompetisi lain juga tidak kalah dengan sekolah berlabel SMA, tiap tahun IC berhasil menggondol medali di OSN, bisa dibilang minimal 3 medali tiap tahun, olimpiade internasional juga tidak kalah, beberapa tahun belakangan, siswa IC rutin menjadi duta Indonesia dalam olimpiade internasional, baik computer, kebumian, dan biologi.

Untuk urusan persiapan ke universitas, IC memiliki Bimbingan dan Konseling (BK) yang saya akui SANGAT TOP MARKOTOP! Pertama, karena adanya ruang BK yang sangat nyaman, AC, karpet yang cukup tebal, bantal-bantal besar (saya tidak tahu namanya apa), dengan ratusan buku, pamphlet, brosur tentang dunia perkuliahan ada di situ. Kedua, karena sang guru BK yang sangat friendly untuk diajak berkonsultasi. Dengan link yang sangat luas, Bu Rini, guru BK IC Serpong, memfasilitasi murid-murid untuk memilih universitas yang didambakan. Tidak terhitung berapa kali universitas dari Jepang macam Tohoku Univ, Kyoto Univ, Nagoya, Kyushu Univ, dll, juga dari Singapura, macam NUS, Nanyang Technological University (NTU); NTU ini jaman saya dahulu sampai 3 kali mereka presentasi di depan siswa kelas 12. Maupun dari dalam negeri, macam, Bakrie Univ. Sampoerna Education, ITB, UI, UGM yang ikut dalam Career day di IC. Untuk Career Day di IC ini cukup seru, karena banyak universitas yang bergabung, ketika saya kelas 12 dahulu, stand Monbukagakusho sangat ramai!  Jadi tak heran tiap tahun IC bisa mengirimkan lulusannya ke universitas yang mumpuni baik di dalam maupun luar negeri.

Urusan ekskul, olahraga, dan seni juga tidak ketinggalan. IC memiliki fasilitas yang memadai. Hobi bulutangkis saya tersalurkan dengan 2 lapangan badminton indoor. Ingin main bola? Basket? Voli? Masing-masing punya lapangan tersendiri. Atau ingin body building? Ada ruang fitness dengan 2 buah AC di dalamnya. Ingin nge-band juga? Silakan! Atau yang punya hobi desain grafis juga disediakan fasilitas.

Untuk asrama, dipisah antara ikhwan dan akhwat. Satu kamar diisi oleh 4 orang, masing-masing siswa difasilitasi dengan lemari pakaian, meja belajar,  ranjang, dan kamar mandi di tiap kamar. Jika ada yang ingin laundry juga disediakan (untuk yang satu ini bayar sendiri), tapi saran saya, supaya lebih terasa hidup di asrama-nya, mencuci dengan tangan sendiri lebih baik. Ada juga perpustakaan yang sangat cozy untuk bersantai sambil baca berbagai macam novel, textbook, atau koran yang datang tiap pagi. Klinik juga tersedia di dalam area sekolah dengan perawat yang stand-by.

Yang menjadi salah satu daya tarik tentu saja sebagian besar biaya di IC ditanggung oleh dana DIPA Kemenag alias gratis bagi siswa. Saya katakan “sebagian besar” karena setahu saya tidak semua yang gratis, biaya intensive kelas 3 dan studi kolaboratif yang setahun sekali masih perlu membayar, namun bagi yang kurang mampu, “semuanya gratis”. Jadi biaya pendidikan, asrama, makan, kesehatan masih gratis untuk semua siswa. Dan ini hanya di MAN Insan Cendekia Serpong dan Gorontalo saja, untuk sekolah yang menggunakan nama Insan Cendekia lainnya, setahu saya mereka berbayar.

Bagaimana dengan alumninya? Alhamdulillah, saya sangat bersyukur menjadi bagian dari Ikatan Alumni Insan Cendekia (IAIC) di mana ikatan persaudaraannya masih kuat seperti ketika bersama-sama belajar di IC dahulu. Teman-teman satu angkatan saya masih tetap keep contact satu sama lain. Memang, kebersamaan, persaudaraan, persahabatan antar siswa IC, khususnya dalam satu angkatan sangatlah kuat. 24 jam beraktivitas bersama, belajar hingga tengah malam bersama, diskusi bersama, merasakan pusingnya ketika menghadapi ujian yang tidak ada habisnya, uniknya mengantri makan tiap hari, bermain bola bersama, hingga ujungnya merasakan kelulusan bersama, membuat siswa-siswi IC menjadi sebuah “keluarga seperjuangan.” Kebersamaan itu tidak berhenti ketika lulus, di universitas-pun masih sama, ikatan kekeluargaannya malah lebih luas dengan bertemu kakak atau adik angkatan di atas atau di bawahnya.

[caption id="attachment_237339" align="alignnone" width="300" caption="sujud syukur setelah pengumuman kelulusan"]

13612467582060674351
13612467582060674351
[/caption]

Memang kalau dilihat belum banyak alumni yang memegang jabatan strategis pemerintahan seperti jadi anggota DPR, Bupati, atau ketua KPK, mungkin karena usia IC yang baru 17 tahun di tahun ini. Tapi Alhamdulillah sudah ada beberapa yang sukses berwirausaha. Semoga kedepannya semakin banyak yang sukses.

Untuk IC yang di Gorontalo, system yang diterapkan sama, karena memang dibentuk dengan cara yang sama. Jadi tidak ada perbedaan antara IC Serpong dan Gorontalo, hanya masalah lokasi saja. Kebanyakan yang berdomisili di wilayah Jawa dan Sumatera akan memilih IC Serpong di pilihan pertama.

Dan bulan Maret ini, IC membuka kembali pendaftaran untuk tahun 2013/2014 untuk web penerimaan siswa baru dan sistemnya bisa dilihat disini, atau ingin mencari informasi tentang IC bisa dilihat di webnya langsung.

Tulisan saya yang panjang lebar ini hanya dimaksudkan supaya makin banyak anak Indonesia yang bisa beruntung merasakan pendidikan sekelas Insan Cendekia.

Nb: penulis adalah lulusan MAN Insan Cendekia angkatan 15 (Gycentium Credas Disorator), lulus tahun 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun