Mohon tunggu...
rasyid
rasyid Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yang mencoba menganalisis apa yang terjadi di sekitarnya. mengungkapkan kegundahan hatinya. dan mempertanyakan apa makna semua ini.

Selanjutnya

Tutup

Money

Betapa Kaya Negeriku, Indonesia...

2 April 2011   03:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"Gemah Ripah Loh Jinawi, Karto Titi Tentrem Karta tur Raharja" Mungkin kita sudah biasa mendengar slogan itu. Menggambarkan betapa kayanya negeri ini dengan sumber daya alam. Sebagian dari kita yakin bahwa Indonesia adalah negara kaya SDA, termasuk di antaranya Minyak Bumi dan Gas Bumi (Migas). Kita juga yakin bahwa jika Migas Indonesia tidak dikorupsi, maka negara kita akan kaya. Lalu sebagian membandingkan dengan Brunei, Qatar, dan Arab Saudi dan sebagainya. Sebenarnya, seberapa kaya sih negeri kita ini akan Migas? Mari kita lihat

Data ini saya ambil dari World Factbook--CIA yang di dalamnya tersedia data tentang produksi migas dan populasi. Dari tabel di atas, sepertinya sudah terlihat seberapa kaya migas Indonesia. Saya hanya mengajak pembaca yang budiman untuk merenung. Menurut pendapat saya, ada yang salah tentang paradigma dan persepsi kita selama ini. Kita selalu di-nina bobok-kan dengan informasi bahwa negara ini "kaya". Tabel di atas hanya ingin memberikan gambaran bahwa, memang mungkin minyak kita cukup banyak tapi tidak cukup bagi kita untuk mengandalkan hidup dari migas saja. Keadaan yang berbeda dengan Qatar, Brunei, dan Arab Saudi. Ketiga negara tersebut, tidak perlu bersusah payah. Migas saja sudah cukup untuk menghidupi rakyat di negerinya. Lalu apa yang harus kita lakukan? Ubah paradigma "kekayaan alam" itu dan ganti dengan paradigma model "Asia Timur" yaitu bangun industri dan galakkan perdagangan ekspor-impor! Jayalah Indonesia!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun