Mohon tunggu...
Rasuna Siswodiharjo
Rasuna Siswodiharjo Mohon Tunggu... -

Mencoba beraktivitas dan berlatih untuk menulis wacana, opini, dan reportasi. Karena masih belum menjadi wartawan, copywriter, atau pun profesi penulis lainnya. Masih belum yakin dengan kemampuan menyusun kata yang seharusnya mulai dicobakan. Apakah ada yang tertarik menggunakan jasa menulis saya yang belum berpengalaman ini dengan harga bersaing?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Balada Loket Jalan Tol

25 Oktober 2010   02:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:08 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan jalan tol bagi warga Jakarta sudah menjadi makanan sehari-hari. Apalagi bagi warga Bodetabek yang harus hilir mudik menuju pusat kota Jakarta. Terutama karena kemacetan yang terus menghantui, sehingga jalan tol menjadi alternatif. Meski pun harus membayar, tetapi waktu tempuh dapat dikurangi.

Biaya untuk masuk jalan tol pun boleh dibilang cukup mahal. Untuk tol dalam kota, misalkan, kita harus merogoh kantong untuk merelakan uang sejumlah Rp 6500 untuk diberikan pada petugas penjaga loket tol, sehingga mobil kita dapat dipersilahkan meluncur di jalan tol yang halus dan mulus itu, luas lagi.

Padahal, boleh dibilang uang Rp 6500 sudahlah cukup untuk sepiring nasi beserta lauknya di warung yang relatif sederhana. Tetapi untuk jalan tol ini, hanya untuk lewat jalan lebar itu doang. Jadi, kalau boleh dibandingkan, biaya jalan tol ini pun cukup mahal untuk ukuran masyarakat Indonesia.

Memang jalan tol sudah dibuat lebar-lebar, dan loket tol pun sudah cukup banyak. Namun yang cukup disayangkan adalah, dalam pengoperasiannya, beberapa loket jalan tol  masih ditutup. Terutama jika jalan cukup sepi, hanya 1-2 loket yang dioperasikan. Padahal bila sudah mulai mengantri, loket-loket pun tidak segera dibuka.

Memang, terlihat bahwa sebagian loket tol ditutup untuk penghematan. Tetapi apa sih sebenarnya yang dihemat? Toh petugas jaga jalan tol tersedia, tetapi kenapa tidak dimanfaatkan untuk standby di loket jalan tol?

Ini mungkin karena paradigma pelayanan oleh perusahaan jalan tol masih rendah sekali. Sama sekali tidak ada inisiatif dari perusahaan jalan tol untuk melayani pengguna jalan tol dengan baik. Padahal pengguna jalan tol sudah membayar biaya jalan tol yang cukup mahal, tetapi pelayanan yang diberikan pun seadanya. Bahkan pengguna jalan tol dibiarkan lama mengantri karena tidak semua loket dibuka.

Paradigma pelayanan untuk jalan tol seharusnya lebih ditingkatkan. Terutama dengan memastikan bahwa semua loket tol dibuka 24 jam, sehingga tidak ada lagi antrian yang disebabkan oleh tidak dibukanya loket tol. Itu baru menunjukkan pelayanan jalan tol yang baik. Pengguna jalan tol pun tidak pernah didiskon untuk pembayaran pelayanan jasa tol, mengapa pelayanannya harus dikurangi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun