Perkembangan sosial-emosional mencakup proses bagaimana individu mengembangkan kemampuan untuk mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka serta membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain. Faktor-faktor lingkungan dan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk aspek-aspek ini, karena lingkungan dan budaya memberikan konteks di mana perkembangan tersebut terjadi. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana keduanya berkontribusi terhadap perkembangan sosial-emosional.
 Peran Lingkungan dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Lingkungan, baik itu fisik, sosial, maupun emosional, berperan besar dalam mendukung atau menghambat perkembangan sosial-emosional seseorang. Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh adalah:
1. Keluarga dan Pengasuhan
  Keluarga adalah lingkungan pertama di mana seorang anak mulai belajar tentang hubungan sosial dan emosional. Pengasuhan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan responsif terhadap kebutuhan emosional anak dapat mendukung perkembangan sosial-emosional yang sehat. Sebaliknya, pengasuhan yang tidak responsif, keras, atau penuh konflik dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat.
  - Pengasuhan yang Responsif: Orang tua yang memberikan perhatian emosional yang tepat dan dukungan yang konsisten membantu anak belajar mengatur emosinya, membangun rasa percaya diri, dan membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.
  - Pengasuhan yang Negatif: Jika anak sering menghadapi kekerasan verbal atau fisik, atau diabaikan oleh pengasuhnya, anak bisa mengembangkan pola hubungan yang tidak sehat, kesulitan dalam regulasi emosional, atau masalah dalam membangun hubungan yang stabil.
2. Sekolah dan Pendidikan
  Lingkungan sekolah, termasuk guru, teman sebaya, dan kurikulum, juga mempengaruhi perkembangan sosial-emosional. Di sekolah, anak-anak belajar keterampilan sosial yang penting, seperti bekerja dalam kelompok, berbagi, dan menyelesaikan konflik. Pengalaman sosial di sekolah sangat memengaruhi bagaimana anak belajar mengelola perasaan mereka dan berinteraksi dengan orang lain.
  - Hubungan dengan Teman Sebaya: Interaksi dengan teman-teman sebaya memberi anak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, seperti empati, komunikasi, dan kerjasama.
  - Peran Guru: Guru yang mendukung dan memberikan perhatian emosional dapat membantu anak merasa lebih aman dan diterima di lingkungan sekolah, yang memfasilitasi perkembangan emosional mereka.