Gembus adalah makanan tradisional jawa tengah , makanan ini bisa di jumpai di Cilacap, Banyumas, maupun Kebumen. Bentuknya unik seperti donat putih, rasanya gurih, renyah dan empuk saat panas dan sedikit kenyal bila mulai dingin.
Gembus merupakan gorengan yang terbuat dari ketela pohon atau orang Cilacap menyebutnya budin. Bahan baku gembus adalah ketela, ketela sangat mudah di dapat jika di daerah pedesaan namun jika didaerah perkotaan bahan baku gembus ini sulit didapat. Ketela dipilih yang empuk (mempur), setelah dikupas kemudian dikukus (didang) selanjutnya ditumbuk menyerupai gethuk. Setelah menjadi adonan menyerupai gethuk kemudian dibentuk seperti donat kecil-kecil. Selesai digiling dan dibentuk seperti donat selanjutnya dianginkan beberapa saat.
Proses pembuatan gembus mentah dilakukan pada pagi hingga siang hari. Selanjutnya sore hari siap untuk digoreng. Gembus mentah hanya tahan sampai tiga hari tiga malam.
Beberapa tahun yang lalu menikmati gorengan gembus harus menunggu ada tontonan pagelaran wayang, calung atau musik yang digelar pada malam hari didesa maupun dikota. Namun seiring dengan perubahan jaman, saat ini sangatlah mudah untuk mendapatkan gorengan gembus di sekitar kota Cilacap tanpa harus menunggu ada panggung hiburan. Namun saat ini para pembeli gembus umumnya sudah separuh baya. Pembeli mengaku mencari gembus hanya untuk kelangenan. Sementara itu, anak-anak muda lebih menyukai makanan-makanan yang di buat oleh pabrik seperti snack, wafer, roti dan lain sebagainya.
Jika peminat gembus terus berkurang maka lama kelamaan makanan yang merakyat ini akan punah, untuk itu perlu diadakannya pengenalan terhadap anak-anak dini tentang makanan tradisional yaitu termasuk gembus tujuannya agar anak-anak jaman sekarang tahu bahwa masih ada makanan yang murah dan enak yang tidak kalah enaknya dengan makanan pabrik.
Gembus bisa di jumpai di Cilacap saat sore hari sampai malam disepanjang jalan utama seperti Jalan Gatot Subroto, S. Parman dan kawasan lapangan eks. Batalyon Cilacap, biasanya mereka mangkal di setiap pertigaan Katamso dan pintu masuk lapangan eks Batalyon. Atau mungkin pas bepergian dari arah kota kearah Adipala kita akan melihat ada bakul gorengan yang pegang stik sambil duduk di pingir jalan dengan lampu senthir.
Berjualan gembus menurut Mad Siam cukup lumayan karena, pada hari biasa dalam sehari mampu menjual minimal 10 kg gembus atau setara dengan 400 biji gembus, hasilnya jauh lebih besar saat ada panggung hiburan seperti wayang bisa mencapai 25 kg. Harga jual gembus relative
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H