Mohon tunggu...
Rastini
Rastini Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015.

Selanjutnya

Tutup

Money

Semangat Kerja Meski Usia Setengah Abad

20 September 2015   14:12 Diperbarui: 20 September 2015   14:12 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tuntutan ekonomi membuat Pak Slamet masih bekerja meski usia sudah setengah abad dimana seharusnya sudah waktunya untuk beristirahat dirumah berkumpul dengan istri, anak dan cucu-cucunya. Namun baginya selagi masih mampu untuk melakukan pekerjaannya yaitu sebagai petugas kebersihan di stasiun Slamet akan tetap bekerja, karna menurutnya umur bukanlah suatu hambatan untuk mencari nafkah demi keluarga.

“ Saya bukan orang pintar saya hanya orang biasa yang masih punya semangat kerja demi bisa mencukupi kebutuha keluarga serta cucu-cucu saya, ucapnya dengan senyum tulus “

Pak Slamet tinggal di Pringgokusuman Gedongtengen Yogyakarta , dari pernikahannya Slamet dikaruniai 3 anak dan 4 cucu, namun anak laki-laki Slamet meninggal karna kecelakaan. Sisanya adalah anak perempuan dan mereka semua sudah berkeluarga namun mereka masih tinggal satu atap bersama sang ayah , karna kondisi ekonomi membuat kedua anaknya masih bersama Pak Slamet. Namun Pak Slamet tidak pernah merasa keberatan karna baginya anak adalah karunia Tuhan, jadi meski anaknya sudah berkeluarga Pak Slamet masih merasa mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Meski anak-anaknya masih tinggal bersamanya namun Pak Slamet tidak pernah meminta uang karna Pak Slamet tidak mau merepotkan kedua anaknya. Baginya jika masih mampu bekerja Slamet tidak akan merepotkan kedua anaknya.

Pak Slamet menekuni pekerjaannya sejak tahun 1981 hingga sekarang. Sebagian hidupnya didedikasikan sebagai petugas kebersihan di stasiun tugu. Bagi Pak Slamet bekerja adalah ladang pahala karena selain untuk menafkahi keluarganya juga membantu orang untuk merasa nyaman di area stasiun. Selain menjadi petugas kebersihan terkadang Pak Slamet juga mengumpulkan kardus-kardus bekas di area stasiun untulk dijual dari situ Slamet bisa mendapat uang tambahan, terkadang pula Pak Slamet membantu tukang parkir untuk memarkir motor-motor jika keadaan stasiun sedang ramai dan terkadang dari membantu itu Pak Slamet mendapat tambahan jika tidak di beri uang pun Pak Slamet tidak merasa kesal karna baginya niat utamanya adalah membantu. Bagi Pak Slamet hidup itu Fastabiqul Khoirot yaitu “ Berlomba-lombalah dalam kebaikan “. Hidup itu Cuma satu kali jadi selagi kita masih hidup maka perbanyaklah berbuat kebaikan “.

Bapak beranak dua ini memang semangat hidupnya sangat tinggi bisa dilihat dari jam 6 harus sudah ada di stasiun untuk membersihkan area stasiun hingga jam 2 siang. Beliau mempunyai prinsip “ pekerjaan itu harus ditekuni, hidup itu harus di syukuri dan jangan pernah mengeluh kepada sang Maha Pencipta karna Dialah yang lebih tahu segalanya di bandingkan hamba_Nya . Pak Slamet pernah mempunyai harapan bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi namun harapan Pak Slamet pupus saat anaknya memasuki semester enam Pak Slamet tidak bisa lagi membiyayai dan akhirnya anaknya di keluarkan oleh pihak kampus. Rasa kecewa memang ada namun Pak Slamet tetap bersyukur karna setidaknya anaknya pernah mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi walau kenyataannya tidak sampai selesai. Pak Slamet menanamkan sifat nrimo kepada anak-anaknya dan hidup dalam kesederhanaan karna memang dari dulu jika kebutuhan makan kurang tercukupi Pak Slamet dan keluarga akan berpuasa “ saya dan keluarga sudah biasa hidup susah sampai-sampai jika tidak ada makanan sama sekali kami sekeluarga berpuasa namun kami menjalaninya dengan ikhlas , ucapnya “. Hingga kini pun masih seperti itu yaitu berpuasa jika tidak ada makanan namun Pak Slamet tetap bersyukur karena namanya hidup pasti ada kesulitan tinggal bagaimana menghadapikesulitan itu.

Arti penting hidup bagi Pak Slamet adalah bersyukur , memang beliau bukan orang yang berpendidikan tapi beliau tau cara bersyukur. Wujud syukur beliau ialah dengan bekerja disertai dengan ikhlas dan menekuni pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya, karena baginya umur bukanlah penghalang. Bagi beliau bekerja sebagai petugas kebersihan adalah anugerah dan beliau tidak pernah malu untuk menjalaninya karna selagi masih halal kenapa tidak , dengan begitulah hidup akan damai dan nyaman , karna inti hidup di dunia bukanlah untuk memperkaya diri namun mengumpulkan pahala maka dari itu pak Slamet selalu bersyukur dengan hasil jerih payahnya meski untuk mencukupi kebutuhan hidup sangatlah kurang namun Pak Slamet tetap nrimo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun