Mohon tunggu...
Penulis Jalanan
Penulis Jalanan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Semoga kalian terhibur dengan artikel-artikel yang saya buat di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Biarkan Anak Anda Memilih Kariernya Sendiri

18 Juni 2021   15:14 Diperbarui: 20 Juni 2021   10:25 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh <a href=ar130405 dari Pixabay" width="740" height="493" loading="lazy" />
Gambar oleh ar130405 dari Pixabay
Gambar oleh <a href=ar130405 dari Pixabay" width="740" height="493" loading="lazy" />

Banyak sekali di luar sana anak-anak yang dipaksa oleh orang tuanya menjadi apa yang orang tua inginkan. Padahal sudah jelas-jelas si anak tidak berbakat bahkan tidak ada minat sedikit pun dengan hal yang mereka inginkan itu. 

Orang tua sering kali menganggap bahwa merekalah yang paling tahu dan paling menentukan kehidupan anaknya kelak.

"Pokoknya kamu harus jadi 'ini'. 'ini' akan membuat mu sukses. Aku tahu yang terbaik untukmu! " Kata-kata yang paling sering terlontar oleh orang tua model seperti itu.

Bagaimana kenyataannya? Di Indonesia sendiri juga memang banyak yang seperti itu. Sebut saja kebanyakan orangtua ingin anaknya kerja di kedinasan. Mereka menganggap bekerja di instansi pemerintah adalah jalan untuk meraih kebebasan. Padahal itu bukan satu-satunya cara

Bagaimana pengaruhnya untuk anak? Anak-anak akan mulai ragu dengan segala keputusannya. Dia akan cenderung berpikir berlebihan. Apakah hal yang ia ingin lakukan akan berdampak pada kesuksesan seperti yang orangtuanya katakan atau tidak. 

Karena tata ajar yang seperti ini, kenyataannya kita sudah kehilangan ribuan seniman yang mungkin kelak bisa menciptakan lukisan sekelas dengan Da Vinci. Mungkin juga kita akan melihat seorang atlet yang mampu memecahkan rekor-rekor fenomenal. Sayangnya tidak.

Maka dari itu, biarlah anak-anak menentukan sendiri kisah hidupnya. Kalian sebagai orangtua hanya mendukung dan meningkatkan mana yang baik dan mana yang buruk agar dia tetap berada di jalan yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun