Saat ini, video telah menjadi salah satu bentuk medium yang kini menjadi salah satu cara untuk menyebarluaskan berbagai macam informasi. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat pun menjadi salah satu faktor yang mendorong persebaran video sangat sering digunakan sebagai medium penyebaran informasi, contohnya dalam media sosial seperti Youtube atau Instagram.Â
Dikarenakan penggunaan video sebagai medium komunikasi semakin meningkat, bisa dibilang bahwa persaingan dalam memproduksi video dan konten video yang berkualitas dan menarik semakin ketat. Walaupun begitu, penilaian masyarakat terhadap video yang berkualitas sangat subyektif, tergantung selera masing-masing penontonnya. Oleh karena itu, beberapa kriteria video berkualitas yang diberikan The University of Vermont menurut saya dapat menggeneralisasi kriteria video yang dapat digolongkan sebagai video yang menarik, antara lain :
Style & Organization, di mana footage yang dsajikan dalam video dapat berkesinambungan dengan cerita atau informasi yang ingin disampaikan oleh kreator. Transisi di antara footage ini pun perlu berurutan sehingga informasi dapat dimengerti oleh penonton. Selain itu, footage harus lebih menonjolkan subyek dari video ketimbang background di belakang subyek.
Creativity, di mana kreator harus melatih sisi kreatifnya dalam menyajikan video yang menarik, seperti memberikan transisi yang unik, penggunaan musik yang dapat mepengaruhi mood para penonton, hingga cara penempatan kamera dalam merekam subyek yang unik.
Content, yang mana kreator perlu memikirkan konten seperti apa yang dapat menarik perhatian penonton untuk menonton video dan tetap menonton video yang diputar. Selain itu, konten yang diberikan pun seharusnya dapat memenuhi ekspetasi penonton dalam menonton video.
Quality. Kualitas video dapat membantu kreator dalam menyampaikan informasi yang ingin ia berikan. Kualitas dari footage misalnya, di mana penonton akan lebih mudah mengerti apa yang ingin disampaikan kreator bila video tidak buram atau tidak blur. Selain itu, penggunaan musik yang menutupi suara yang dihasilkan subyek (contoh, ketika subyek sedang berbicara) dapat menurunkan kualitas video, sehingga kreator perlu mengerti bagaimana suara, baik suara dari footage, musik, ataupun efek digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi unsur-unsur video.
Spelling, Usage, Grammar and Mechanics, di mana dalam menjelaskan sesuatu, baik dalam dialog maupun teks, kreator perlu menggunakan kata dan kalimat yang tepat supaya penonton tidak kebingungan akan makna informasi dari video.
Untuk memperluas jumlah penonton, kreator pun dapat menggunakan bahasa Inggris, yang merupakan bahasa internasional. Kanal PewDiePie yang bernama asli Felix Kjellberg menggunakan bahasa Inggris dalam menyajikan konten-kontennya, walaupun ia berasal dari Swedia. Hasilnya dapat dilihat dari jumlah subscribers yang dimilikinya, yakni lebih dari 86 juta subscribers.
Dalam video yang berdurasi tiga menit 52 detik ini, Casey mencoba untuk menginspirasi para kreator di seluruh dunia untuk terus berkreasi sesuai minat masing-masing dan terus mendorong diri mereka untuk tetap berkreasi dengan memberikan 100 persen pada karya-karyanya. Video ini diisi footage dari beberapa kreator, termasuk Casey. Voice over yang berisikan suara Casey pun saya rasa mampu menginspirasi kreator yang menonton video tersebut dan tetap semangat dalam berkarya. Hingga saat ini, video tersebut telah ditonton lebih dari 10 juta kali dan memperoleh 554 ribu likes.