Mohon tunggu...
Rasna
Rasna Mohon Tunggu... Lainnya - Foresters

Menjadikan masyarakat sasaran menjadi mandiri dalam pembangunan kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Musim Panen Kopi Telah Tiba

2 Juli 2023   19:20 Diperbarui: 2 Juli 2023   19:26 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panen kopi awal musim 20 % buah masak (doc. Rasna)

Telah nampak dirating-ranting kopi warna merah dan kuning menandakan buah kopi telah masak dan siap dipanen. Penampakan buah kopi mulai memerah terjadi pada bulan Juni merupakan awal musim panen kopi, biasanya pada awal musim buah kopi tidak terlalu banyak, dibulan juni buah kopi yang siap panen berkisar 20 %. Panen awal sangat membantu petani kopi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan menjelang panen kedua yakni sekitar bulan juli, pada panen kedua buah kopi yang masak bisa mencapak 75 %, dan pada panen ketiga biasanya pada bulan agustus dan hanya tersisa buah kopi dibatang sekitar 15 %. Kegiatan panen kopi memang tidak bisa dilaksanakan sekaligus mengikuti tahapan buah tua/ masak. 

Ketika menjelang panen kopi (mutil) ada beberpa hal yang harus dipersiapkan di antaranya :

1. Tenaga Kerja (buruh)

Tenaga kerja (buruh) ketika panen kopi sangat berpengaruh pada sedikit banyaknya hasil kopi yang diperoleh, karena buah kopi pada tahap kedua biasanya buah kopi masaknya serempak, apabila tidak cepat dipanen (diputil) maka buah kopi akan rontok. Rontoknya buah kopi sebelum dipanen berakibat pada membengkaknya tenaga kerja tentu ini dapat menambah biaya tenaga kerja, begitu juga kalau  buah kopi yang rontok dibiarkan tidak dipungut dapat mengurangi penghasilan. 

Sistim upah pada kegiatan pemanenan kopi biasa dibagi tiga macam yakni tenga kerja harian biasa, pekerja dikasih makanan berupa lauk pauk, snak dan rokok, upahnya yang bibayarkan rata-rata Rp. 50.000/hari/orang. Tenaga kerja harian lepas merka tidak diberi makanan dan rokok mereka membawa bekal (bontot) sendiri, upah yang dibayarkan Rp. 60.000/hari/orang. Sedangkan sistim borongan/karungan upah yang dibayarkan Rp. 30.000/karung, sistim borongan tidak dibatasi mereka mau berapapun hasilnya semakin bayak hasil semakin banyak upah yang didapat, ukuran karung yang dipakai umumnya karung pakan ayam kapasitas 50 kg.

Karyawan tetap mutil kopi (doc. Rasna).
Karyawan tetap mutil kopi (doc. Rasna).

Kebutuhan tenaga kerja ketika panen kopi sangat banyak, kalau tidak dipersiapkan dari awal maka akan terjadi keterlambatan dalam proses pemanenan buah kopi karena buah kopi masaknya serentak dimana-mana akibatkan banyak kekurangan tenaga kerja. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa langkah yang dilakukan oleh pemilik kebun kopi di antaranya :

a. Arisan Kerja

Sistim arisan kerja disebagian petani kopi masih berlaku, cara ini biasanya dilakukan oleh beberapa keluarga bersama kerabatnya  cara bergiliran.  Dalam keluraga yang terdiri dari suami istri ditambah anak yang sudah dewasa, kalau dikalikan ada empat keluarga maka tenaga kerja menjadi banya. Kebiasaan ini sering dilakukan dalam lingkungan keluarga yang sama-sama memiliki kebun kopi. Namun tidak menutup kemungkinan pola ini bisa dilakukan antar tetangga. Sisitm ini bayak memberi keuntungan bisa mengurangi upah tenaga kerja, cuman sedikit kelemahannya, apabila satu keluarga  luas kebunnya tidak sama untuk menunggu giliran terlalu lama bekerja mengakibatkan buah kopi banyak yang sudah rontok.

b. Mempunyai tenaga kerja tetap

Dalam hal ini tenaga kerja yang tetap bukan berarti punya karyawan tetap yang digaji setiap bulan, tetapi mempunyai tenaga kerja yang sewaktu-waktu kita butuhkan mereka bersedia. Hal ini kelihatannya sepele namun ketika panen kopi tiba persaingan mendapatkan tenaga kerja sangat sulit, saking sulitnya terkadang tenaga kerja sedikit jual mahal, mereka pasang tarip upah sedikit mahal, tetapi bagi yang mempunyai kebun kopinya luas biasanya upah tidak jadi masalah yang penting buah kopi cepat ke panen dari pada rontok. Namun ada cara lain yang epektif adalah mempunyai tenaga kerja yang tetap dengan cara terlebih dahulu kita menyinpan uang kepada mereka atau memenuhi kebutuhan mereka sebelum musim panen kopi, maka ketika panen kopi kita tinggal menarik  mereka untuk bekerja.

Tenaga kerja tetap seleksi kopi merah (doc. Rasna).
Tenaga kerja tetap seleksi kopi merah (doc. Rasna).

c. Mencari tenaga kerja keluar daerah

Problematik ketika panen kopi tiba adalah kekurangan tenaga kerja, karena masing-masing petani kopi sibuk panen pada kebunnya sendiri, sulit rasanya kita mengajak mereka untuk memanen kopi (mutil) pada kebun kita, walaupun mereka sering bekerja ditempat kita sebelum masa kopi panen tiba, namun ketika panen kopi mereka tidak akan peduli karena merekapun sibuk panen dikebun miliknya. Bagi pemilik kebun kopi yang laus tidak ada cara lain mencari tenaga kerja dari luar daerah. Ada beberapa keuntungan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, diantarannya mudah, berapapun tenaga kerja yang dibutukan bisa terpenuhi, namun ada beberapa kelemahnnya seperti Kebutuhan hidup selama bekerja harus ditanggung pemilik kebun. Opsi lain denga cara borongan atau karungan, panen bisa cepat namun banyak tenaga kerja yang belum terbiasa panen kopi berakibat dahan kopi banyak yang patah dan buah kopi yang masih muda banyak yang diambil sehingga mutu kopi jadi jelek.

2. Peralatan Panen dan pasca panen

Ada beberpa peralatan yang harus disediakan saat panen kopi tiba diantaranya kinjar (bakul), karung plastik, tali rafia, jarum karut. Sedangkan pasca panen seperti lantai jemur, terval dan mesih giling kopi basah (pulper) mapun mesin kopi kering (huller). Peralatan ini mutlak harus dimiliki ketika panen kopi karena panen kopi yang dilakukan oleh masyarakat pada umunya masih tradisional dan semi modern, semua masih manual baik cara memanen maupun pengupulan buah kopi masih dimasukan dalam wadah karung. Mungkin berbeda dengan perkebunan milik perusahan yang menggunakan alat penen kopi yang sudah modern.

3. Transportasi (ojek)

Angkutan yang umum digunakan untuk mengangkut hasil panen kopi banyak menggunakan motor (ojek). Dalam hal ini tergantung pada pemilik kebun kopi itu sendiri serta medan kebun kopi juga sangat menentukan model transportasi yang akan digunakan. Semakin jauh lokasi kebun kopi dan medan yang berbukit serta jauh dari pemukiman transportasi yang dipakai motor (ojek). Biaya angkut atau ongkos ojek tergantung pada jarak tempuh, semakin jauh dan medan yang terjal angkos angkut kopi semakin mahal. 

Model angkutan biasannya ada dua macam yaitu angkutan buah kopi basah dan angkutan buah kopi biji kering (green Bean),  ongkos kopi basah lebih murah dibanding ongkos kopi yang sudah kering, bahkan jauh lebih mahal karena perbedaan bobot, satu karung kopi basah ukuran pakan ayam bobotnya hanya mencapai 30-40 kg tapi kalau biji kering bobotnya bisa mencapai 70-80 kg. Untuk Kebun-kebon kopi yang sudah bisa dilalui kendaraan roda empat ongkos angkut biasanya sudah lebih murah karena daya angkut lebih banyak dan bahan bakar solar lebih murah.

Ojek kopi (httpsi.ytimg.com).
Ojek kopi (httpsi.ytimg.com).

Kegiatan panen kopi yang saya tulis ini lokasinya berada dikabupaten Lampung Barat, keragaman cara panennya masih hampir sama, kemungkinan kalau diluar kabupaten akan ada berbeda tergantung pada kebiasaanya yang mereka terapkan.

Hal-hal lain yang sangat berpengaruh pada kegiatan panen kopi adalah produksi kopi semakin lebat buah kopi yang ada dikebun maka segala sesuatunya akan ikut mempengaruhi, begitu juga dengan harga kopi akan menjadi penentu keberhasilan usaha kopi, karena setiap gerak langkah budidaya kopi tidak luput dari biaya mulai dari pra tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen semuanya perlu biaya. 

Produksi kopi semakin banyak (ouput) tentu biaya (input) semakin bayak, maka harga sangat menentukan keberhasilan budidaya kopi dan itu juga tergantung pada jenis kopi yang dibudidayakan, kopi jenis robusta produksi tinggi namun harga rendah sedangkan kopi jenis arabika produsi rendah tetapi harga mahal.

Faktor lain ketika panen kopi adalah iklim, setelah kopi selesai dipanen yang sangat dibutuhkan adalah sinar matahari untuk proses pengeringan biji kopi. Musim kemarau pada saat panen kopi sangat diharapakan untuk penjemuran agar biji kopi kering maksimal. Penjemuran yang maksimal akan menurunkan kadar air hingga  mencapai 12- 16 %, ini termasuk biji kopi yang berkualitas baik. Namun ketika panen kopi masih dibulan penghujan sangat merepotkan bagi petani kopi disamping itu juga mutu kopi akan rendah karena kopi tidak kering maksimal.

Terimakasih


Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun