Hari ini saya kedatangan tamu di rumah kediaman, seorang pengrajin pelepah pinang namanya Pak Robiyanto yang masih muda berjiwa wiraswasta , setelah banyak cerita tentang pengalamannya yang awalnya terinsfirasi oleh  pelepah pinang yang tergeletak dan tidak berharga tetapi setelah di olah menjadi produk kerajinan bisa mendatangkan keuntungan yang dapat bermanfaat di dunia dan di akhirat.
Pinang salah satu tumbuhan yang sangat banyak manfaatnya, dijaman nenek moyang pinang hanya di manfaatkan untuk menyirih sebagai obat gigi. Dengan perkembangan jaman sekarang pinang bisa di jadikan produk-produk yang bermanfaat untuk kebutuhan hidup umat manusia. Sekarang di pasaran banyak sekali produk yang berasal dari tanaman pinang seperti kosmetik, obat herbal dll serta pinang bisa di manfaatkan untuk bahan baku industri seperti pewarna tektik dll.
Ketika Masa pandemi covid 19 buah pinang kering harganya sempat melambung tinggi hingga capai Rp.30.000 - 45.000/kg. bahkan buah yang masih basapun di hargai 12.000 - 15.000/kg. Tentu kabar baik ini membuat petani sangat antusias untuk menanam pinang. berbagai kegiatan di lakukan di antarnya membuat pembibitan pinang atau membeli bibit pinang ke luar daerah, salah satunya membeli bibit pinang dari Provinsi jambi, karena provinsi jambi salah satu provinsi penghasil buah pinang jenis Pinang Batara di pulau Sumatera.
Harga bibit pinang jenis  batara dari Jambi di hargai Rp. 8.000/batang, sedangkan bibit dari biji dihargai Rp. 1.500/biji. walau harga bibit cukup mahal tidak membuat petani enggan untuk membeli dan menanam, bahkan bibit pinang batara dari Jambi sudah mencapai puluhan ribu masuk ke kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung.
Di Lahan Perhutanan Sosial sangat berpotensi untuk dikembangkan tanaman pinang, melihat dari berbagai kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan ( RHL) di Provinsi Lampung, tanaman pinang selalu ada dalam pilihan jenis tanaman yang di minati oleh masyarakat. di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Liwa kelompok pemegang pesetujuan pengelolaan perhutanan sosial banyak sekali yang sudah menanam pinang, bahkan tidak sedikit kelompok yang telah menikmati hasil dari buah pinang.
Seiring waktu pandemi covid 19 berlalu berefek pada harga buah pinang, sekarang harga pinang biji kering berangsur turun hingga mencapai Rp 3.000 - 6.000/kg, bahkan biji basah di hargai Rp. 1.000/kg. Dengan menurunya harga pinang tentu menjadi kekwatiran bagi petani yang sudah menanam pinang baik dilahan milik sendiri maupun di lahan Perhutanan Sosial. tetapi masyarakat masih yakin bahwa tanaman pinang tetap laku, dapat di lihat dari realita di lapangan masyarakat masih tetap antusias menanam pinang.
Dengan Kehahiran pak Robiyanto seorang pengrajin pelepah pinang yang sudah sukses merubah upih/pelepah pinang menjadi sesuatu yang bernilai tinggi ada harapan bahwa pinang bisa mendatangkan hasil dari selain buahnya. Pak Robiyanto membuat kerjinan berupa Peci pelepah pinang yang sudah rontok dengan cara di keringkan lalu di olah dan di bentuk menjadi produk kerjainan Peci dengan berbagai motif dan produk lainya sehinggan mejadi menarik dan bernilai ekonomi.
Pelepah yang sama sekali tidak bermanfaat hanya bergeletak di kebun kini bisa dihargai puluhan ribu rupiah. Â Pak Robiyanto yang berdomisili di Desa Bumi jaya Kecamatan sukau lampung barat kini menjadi orang yang diharapkan bisa membawa petani pinang kearah yang lebih menguntungkan khusus untuk masyarakat kabupaten Lampung Barat dan umumnya untuk Indonesia. Untuk lebih lanjut simak Video youtube ini.