Karena itu perlombaan untuk meraup citra baik menjadi terasa di publikasikan sehari-hari sedang keburukan di sembunyikan rapat-rapat. Semua sedang menatap 2020 dan 2024 sebagai bonus demograsi generasi pemuda pun tentunya yang lebih banyak usia produktif. Karena politik adalah seni kemungkinan apapun bisa terjadi, berbagai upaya dan penjajakan politik terus di lakukan, akibatnya silaturahmi dan rasa kekeluargaan kembali terjalin dalam menghadapi momentum demokrasi tersebut.Â
Dalam masalah daerah yang semakin kompleks dalam politik elektoral sangat di butuhkan kepeloporan pemimpin yang revolusioner dan visioner, kaya akan ide, gagasan dan bisa berkerja nyata di tengah-tengah masyarakat, menjawab segala kemerosotan yang ada. Mengukur diri itu penting seberapa jauh mampu berkontribusi. Ini adalah kecemasan sederhana yang selalu hadir karena partai politik akan kehilangan aktor atau penggerak di dalamnya sebab dalam politik adalah panggilan untuk mengabdi pada masyarakat bukan untuk memperkaya diri.
Di muna barat sendiri para pengamat terbuka lebar untuk menyampaikan ide dan gagasanya di media masa khususnya untuk meneropong dan menerawang pemimpin yang ideal di muna barat ke depannya, Memang tidak semua gagasan dan ide yang yang di berikan untuk menawarkan sebuah resolusi kebijakan tapi minimal tidak bisa menjadi banding untuk dapat melihat lagi persoalan yang ada. Kita adalah generasi muda yang harus pro aktif berkontribusi dan memberi yang terbaik baik melalui ide dan gagasan maupun kerja nyata karena menjadi intelektual publik tidak mudah karena harus pandai dan akrab mengemas gagasan yang sesuai dengan kebutuhan media dan realitas di lapangan sesuai dengan pisau analisis.
Pandangan-pandangan demikian memelukan respon balik agar bisa mendapatkan titik dan benang merah yang ada karena semua orang bisa menentukan pilihan dan persepsi yang berbeda tentang pemimpin yang ada ke depan supaya ada dialektika, saling mengingatkan dan berpikir rasional. Apa lagi di tengah gencarnya konstalasi pemilihan tak sedikit para praktisi politik berujung pragmatis berebut melakukan loby-loby politik satu sama lain untuk mendapatkan posisi dan tempat yang strategis dalam kekuasaan sehingga rakyat lagi yang menjadi korban di atas persaingan para praktisi politik yang rakus akan kekuasaan.
Sehingga apa yang menjadi upaya yang masih berada di luar kekuasaan mesti tetap rasional memberikan pendidikan dan edukasi politik kepada masyarakat agar tidak jatuh pada lubang yang sama lagi, Dan mengenai persoalan kebijakan dan pemberi solusi itu menjadi tanggung jawab pemangku kebijakan yang telah di percayakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H