Tidak dipungkiri lagi bahwa lokasi wisata Kebumen memang sangat beragam. Terlebih letak Kebumen yang ada di pesisir selatan samudera Indonesia sehingga lokasi wisata berupa pantai-pantai yang menarik dan elok berderet dari ujung timur hingga barat berupa pantai. Namun demikian pesona pantai yang ada di Kebumen tidak serta merta mengabaikan lokasi wisata lainnya yaitu berupa goa-goa yang eksotis.Â
Sebut saja Goa Jatijajar yang telah dikenal terlebih dahulu sebagai tempat wisata goa yang dikaitkan dengan legenda Raden Kamandaka seorang putera mahkota kerajaan Pajajaran. Selain Goa Jatijajar adapula Goa Petruk yang tidak kalah akan keindahannya. Satu lagi adalah Goa Barat yang saat ini menjadi magnet bagi wisatawan, apalagi saat hari libur.
[caption caption="Di dalam perut Goa Barat (dok.pribadi)"][/caption]
Goa Barat terletak di desa Jatijajar, kecamatan Ayah dan terletak di sebelah timur dari Goa Jatijajar. Akses untuk menuju ke Goa Barat kita dapat menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum dengan jarak tempuh kira-kira 42 kilometer dari kota Kebumen. Goa ini berada disekitar perkampungan, oleh karenanya Goa Barat ini masih dikelola oleh warga sekitar dan masih diupayakan terus pengembangannya. Menurut pemandu Goa Barat ini diambil dari bahasa Jawa. Barat dalam bahasa Jawa dimaknai dengan angin, maka Goa Barat dapat diartikan sebagai goa yang didalamnya kita akan merasakan suara dan hembusan angin yang muncul dari celah-celah bebatuan.
Goa ini masih sangat alami dan dibutuhkan keberanian serta nyali yang besar untuk menyusurinya. Namun demikian kita tetap membutuhkan pemandu dan mengenakan perlengkapan yang telah disediakan oleh pengelola untuk telusur goa. Seluruh perlengkapan sudah tersedia dari jaket pelampung, helm pengaman kepala, dan sepatu khusus. Termasuk headlamp yang akan digunakan oleh pemandu untuk membantu dalam penyusuran goa. Pengelola sejauh ini belum menyediakan dokumentasi kegiatan telusur goa, oleh karenanya alangkah baiknya menyiapkan kamera sendiri untuk mengabadikan setiap momen di dalam goa.Â
Sebelum memasuki mulut goa breefing dari pemandu harus diperhatikan dengan baik. Kita juga harus melakukan warming up terlebih dahulu sekitar 10 menit bersama dengan kelompok untuk peregangan atau pelemasan sehingga otot-otot dalam tubuh meregang dan lemas. Terlebih medan yang akan dilalui termasuk medan yang berat sehingga membutuhkan tenaga ekstra. Berdoa tidak boleh lupa, sebagai wujud syukur kita terhadap Yang Maha Kuasa atas segala apa yang telah dikaruniakan kepada kita semua.Â
Memasuki mulut goa, berjalan satu persatu menuruni anak tangga dengan penuh hati-hati. Dua pemandu ada dibarisan terdepan dan terbelakang dengan headlamp memberikan cahaya terang untuk menyusuri anak tangga. Di kanan kiri bebatuan yang besar, tidak lama bertemulah dengan air jernih dalam goa. Indera mata bekerja dengan keras untuk memastikan pijakan kaki di atas batu agar tidak tergelincir. Tangan berpegangan pada bebatuan untuk membantu pergerakan, kepala menunduk agar tidak terkena bebatuan yang runcing diatasnya. Saling mengingatkan sesama teman agar selalu waspada, berpegangan tangan saling bahu membahu menikmati telusur Goa Barat penuh gairah.Â
Instruksi dari pemandu harus benar-benar diindahkan, jikalau tidak maka bisa saja kita dapat melalui jalur yang keliru. Apalagi kedalaman air dalam goa bervariasi dari 2 sampai 3 meter, sehingga kita harus benar-benar konsentrasi. Berenang, merayap, menuruni bebatuan besar sudah tak terbilang berapa kali. Benar-benar petualangan dan keseruan yang luar biasa, berada di dalam perut goa membuat kita lupa dunia luar. Setiap saat dihadapkan pada medan yang benar-benar menguji keberanian untuk melewatinya.
Dalam perjalanan menyusuri Goa Barat ini memang terdapat banyak air terjun yang kita jumpai dengan ketinggian yang berbeda-beda. Oleh karenanya Goa Barat ini ada yang menyebutnya dengan Goa 100 Air Terjun. Menikmati sesaat di air terjun yang relatif kecil, sesekali melepas lelah dengan duduk berbincang dengan teman memandang pesona alam yang sangat indah. Berbagai macam bentuk bebatuan terlihat sangat indah, dan itu adalah sebuah proses yang alamiah dari beberapa tahun yang lampau. Stalaktit menghias manis pada setiap dinding menggantung dilangit-langit goa. Di bagian lantai berjejer stalagmit laksana menara. Sungguh sangat eksotis.Â
Perjalanan berlanjut, kembali kaki-kaki yang terbungkus sepatu melangkah menyusuri genangan air, berenang menggapai tepian sebuah batu besar. Kali ini harus bergelantungan dengan seutas tali  menaiki dan menuruni bebatuan. Gemuruh air terjun setinggi kurang lebih 32 meter sudah mulai terdengar, hembusan angin sangat terasa. Terus berjuang menyusuri goa dengan jalur yang berkelok-kelok, merunduk dan berjalan lagi dan berenang lagi. Menahan dingin, menahan dahaga. Haahhhhhh .... perjuangan yang sangat melelahkan. Â
Akhirnya terbayar lunas juga, air terjun tertinggi di Goa Barat didepan mata. Puluhan orang dengan kelompok masing-masing sudah ada disekitar air terjun sebelum kelompok kami tiba. Mereka bergembira dengan berenang di bawah air terjun, tidak lupa kami pun bergabung dengannya. Berenang, berendam sesaat menikmati derasnya air terjun Goa Barat. Bersandar pada batuan besar sambil meluruskan kaki-kaki yang telah bekerja keras menuju air terjun ini. Terasa sangat nyaman berada di lokasi ini. Sayang sekali derasnya air terjun dan kurangnya pecahayaan menyulitkan kami untuk mengambil gambar air terjun tersebut.