Mohon tunggu...
Rasimun Way
Rasimun Way Mohon Tunggu... -

aktivitas disekolah pesisir selatan, Kebumen, Jawa Tengah, Insyaallah selalu berusaha mencari dan berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Money

Alasan Ritel Tradisional Terpinggirkan

21 Desember 2011   00:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ritel tradisional (indonetwork.co.id) Dalam empat tahun terakhir ini di Kebumen berdasarkan pengamatan, pertumbuhan ritel modern sangat fantastis. Beberapa supermarket hadir menawarkan sensasi belanja yang nyaman dan aman dibanding dengan ritel yang bersifat tradisional.  Perkembangan yang luar biasa khususnya adalah munculnya minimarket-minimarket yang menyebar hampir diseluruh wilayah setingkat kecamatan. Ini bukanlah suatu tren, tetapi saya lebih cocok menyebutnya dengan istilah ekspansi usaha dengan cara memanfaatkan peluang yang ada. Perkembangan ritel modern yang begitu pesat bukan tanpa suatu alasan yang mengada-ada. Mengapa ritel tradisional terpinggirkan ? Hal ini didasarkan pada kondisi ritel tradisional yang umumnya berupa kios-kios di dalam pasar,  dan  semua orang sangat memahami karakteristik pasar tradisional yang ada di sekitar kita masing-masing. Kesan kotor dan jorok umumnya melekat pada pasar tradisional, ditunjang dengan ketiadaan tempat-tempat sampah yang memadai. Kesan lain adalah munculnya bau yang sangat menyengat, karena produk-produk di pasar tradisional memang beraneka ragam dan tak ada penataan yang baik.  Belum lagi ditambah dengan saluran air yang tidak lancar, tambah semakin parah. Tak terbayangkan lagi jika hujan datang, wah lengkap sudah citra negatif pasar tradisional. Disamping itu kondisi pasar tradisional umumnya berhimpitan-himpitan, sesak dan kurang beraturan sehingga faktor kenyamanan sangat sulit didapatkan. Panas, sirkulasi udara sangat kurang. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor keamanan, siapapun yang tidak hati-hati dan waspada maka dapat menjadi sasaran empuk dari si tangan-tangan jahil. Tak lupa pula perlu mendapat perhatian bagi kita adalah tentang apakah produk-produk yang diperjualbelikan higienis atau tidak. Bandingkan dengan karakteristik ritel modern yang ada pada umumnya. Ritel modern menjanjikan berbagai layanan yang memanjakan calon pembelinya, tempat yang luas, produk sangat beraneka ragam, kenyamanan dalam berbelanja. Produk yang dipajang secara terbuka sangat membantu bagi calon pembeli untuk melihat, memilih dan sekaligus mencoba produk. Fixed price atau harga jual tetap dan  pelayanan mandiri atau swalayan menjadi ciri khas model ritel modern. Belum lagi ditambah dengan beberapa layanan lain seperti undian, discount, voucher dan lain-lainya. Keberadaan ritel modern jelas akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ritel tradisional. Jika kondisi ritel  tradisonal tidak segera berbenah diri atau dengan melakukan revitalisasi, maka saya berkeyakinan keberadaannya akan semakin terpinggirkan oleh hadirnya ritel-ritel modern yang secara manajemen lebih terkelola dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun