Pukul Delapan belas  Hamphone berdring. Terlihat dilayar kaca pesan WhatsApp dari selingkuhnya. "Bintang sudah di kamar hotel 45 menit yang lalu." Sint sudah kembali setelah berdua malam itu.  Ia biasa seminggu sekali berada di kota ini bersama Gaard menghabiskan waktu di Hotel. Sementara dua wajah menanti dirumah dengan hati tak karuan.
Keduanya bersama di kamar hotel pukul Sembilan belas dua puluh satu hingga suara azan subuh yang keluar dari pengeras mesjid yang tak jauh dari hotel membangun kan mereka.
Langit cerah. Embun panggi masih terperangkap di daun pohon halam hotel. Di jalan telah padat ojek dan mikrolet bertarung melawan waktu mengais rupiah. Tukang sapu dengan linca memainkan sapunya membersihkan sampa di bibir jalan. Gaard keluar dengan kos oblong, meninggalkan hotel.
Dua wajah telah menantinya di rumah. Ia menyelinap masuk lewat pintu samping yang sudah terbuka sebelumnya. Padahal pintu itu sengaja di buka Jeni istri Gaard agar Ia melewatinya dan ternyata Ia terjebak. *)
_The End
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H