Mohon tunggu...
Aditira
Aditira Mohon Tunggu... Konsultan - Pengembara kehidupan yang mencoba berbuat sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan ini

Kehidupan ini akan berjalan seperti apa adanya. Baiknya tidak terlalu memaksakan diri diluar kemampuan kita.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisnis Perhutanan Sosial Komunitas Tuabao

1 Juli 2020   12:41 Diperbarui: 1 Juli 2020   12:33 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai upaya ini telah menunjukkan hasil yang positif, seperti telah diperolehnya IUPH HKM dari KLHK, terbentuknya kelompok HKm dan meningkatknya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam membangun cita dan asa mereka untuk meningkatkan pendapatan melalui pengelolaan agroforestry mete dimana sekaligus menjaga kelestarian hutan di kawasan desa tersebut.

Namun menurut Pak Barto, masih ditemui sejumlah kendala dan hambatan yang masih menjadi pekerjaan rumah penting ke depan, diantaranya adalah bagaimana memperkuat kelembagaan bisnis dari kelompok yang sudah terbentuk dan meningkatkan kapasitas kelompok dalam mengakses pasar produk mete yang dihasilkan.


Pendekatan agroforestry untuk pengembangan kebun mete di HKm-HKm atau Skema Perhutanan Sosial yang sedang menjadi trending kebijakan pembangunan kehutanan Indonesia saat ini sudah sepantasnya menjadi sesuatu yang diseriusi oleh semua pihak.  Mulai dari aparatur pemerintah di tingkat desa sampai dengan pengambil keputusan tertinggi di Jakarta. 

Lalu kemudian aktor-aktor atau pelaku bisnis dalam rantai perdagangan produk yang dihasilkan oleh komunitas-komunitas lokal akan menyesuaikan berbagai aktifitas dan inovasi bisnisnya sesuai dengan kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah yang memang benar memahami realitas di lapangan.

Bukankah pelaku bisnis akan selalu berupayakan mengikuti regulasi yang ada karena tanpa mematuhi regulasi tersebut, bisnis yang dikembangkan tidak akan berjalan dengan optimal. Konsumen yang akan menjadi penerima akhir dari produk-produk yang dihasilkan aktor bisnis tersebut sudah sangat cerdas menilai sebuah yang berkualitas dan bermutu, tidak hanya mutu secara rasa dan kesehatan tetapi lebih jauh dari itu bermutu dalam konteks social dan budaya masyarakat local.  Di era teknologi 4.0 ini telah menjadikan semua orang dapat mengawasi prilaku kita.

Akhirnya, kesadaran bersama untuk hidup bersama yang lebih baik adalah sebuah hal yang seharusnya selalu kita kampanyekan dalam berbagai upaya kita untuk membangun masa depan kita.

Tidaklah ada satu orang atau pihak yang lebih penting dari yang lain.  Sistem kehidupan kita mengharuskan kita saling berbagi sehingga kehidupan kita akan menjadi lebih berwarna dengan indah.  Mimpinya, senyum bahagia orang Tuabao yang berhasil mengembangkan skema agroforestry di HKm mereka akan juga menjadi senyum bahagia Kepala Desa,  Camat, Bupati Sikka, Sandi FLorata yang tengah memperkuat inisiatif 32 HKm di Kabupaten SIkka. 

Dan tentunya juga  Pedagang Mete dari Geliting sampai Surabaya dan Jakarta dan senyum pemangku utama di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta serta Pemangku di Perkumpulan "Kemitraan" yang berkantor di Ragunan-Pasar Minggu Jakarta.

Bogor, 16 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun