Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Nature

Musim Kemarau Panjang, Permintaan dari Konsumen Meningkat

29 September 2011   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:30 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Musim kemarau yang waktunya lebih panjang dari biasanya masih saja berlangsung sampai dengan saat ini.Malam hari terasa semakin panas dan nyamuk tentunya semakin banyak berkeliaran dikarenakan sudah tidak mendapatkan tempat yang hangat untuk hidup. Namun di balik semua hal negatif yang dikeluhkan oleh banyak masyarakat, masih banyak hal positif yang dapat diambil.

Pertama adalah fenomena penjual Ice Cream. Permintaan untuk Ice Cream yang dijajakan dari jalanan sampai dengan di bilangan Mall mewah kota besar meningkat dengan pesat. Ketika harga menjadi tidak terlalu sensitif lagi, maka permintaan dari konsumen semakin meningkat. Saya pikir, sebenarnya ice cream saat ini sudah menjadi makanan yang ambiguitas. Terutama tentang pengaruh musim terhadap tinggi rendahnya permintaan. Pada musim hujan pun, permintaan ice cream masih tetap tinggi. Terutama jika dijajakan di dalam mall, yang menyembunyikan cuaca luar. Sehingga konsumen dapat menikmati ice cream tanpa harus risih dengan suasana dingin di dalam ruangan. Ya, Ice Cream telah menjadi ambiguitas bentuknya, apakah termasuk kelompok minuman atau makanan ?

Kedua adalah penjual air galon kemasan. Jika pada musim penghujan saja, konsumen sudah banyak menghabiskan minum, maka pada musim kemarau permintaan semakin meningkat tajam pula. Kehausan yang dialami oleh sebagian konsumen membuat rumah tangga dapat menaikkan sekitar dua kali pengeluaran untuk pembelian air galon kemasan. Menurut salah satu penjual air galon kemasan, permintaan yang biasanya hanya 40 galon naik menjadi 120 galon. Permasalahan muncul pada sisi produsen air galon kemasan. Dengan mengandalkan mata air yang alami ( katanya ), maka mau tidak mau produsen harus tetap meningkatkan produksinya walaupun sebagian mata air sudah mengalami kekeringan.Permintaan yang tinggi disikapi oleh produsen dengan kenaikan harga air galon kemasan.Hal ini saya alami ketika harga air galon kemasan mengalami kenaikan seribu rupiah pasca libur lebaran.

Ketiga adalah para produsen yang berhubungan dengan wisata pantai. Wilayah Indonesia yang banyak sekali menawarkan wisata pantai sangat laku keras dikunjungi wisatawan asing dan domestik pada musim kemarau. Semua pedagang yang berada di sepanjang pantai dapat mengeruk keuntungan lebih besar dibandingkan pada musim penghujan. Mulai dari penjual makanan kelontong, souvenir sampai dengan penjaga toilet.Waktu liburan, Juni dan Juli, bahkan semakin meningkatkan keuntungan para pedagang.Impact tidak langsung adalah meningkatnya jumlah penerbangan ke daerah bali, lombok dan wilayah pantai lainnya.

Keempat, tentu saja penjual tisu, saputangan dan masker. Musim kemarau yang memberikan debu tebal di daerah perkotaan, mengharuskan masyarakat untuk mau tidak mau membawa salah satu benda tersebut. Minimal untuk menutupi wajah pada saat keluar kantor maupun pada saat menaiki kendaraan roda dua. Tidak heran, pedagang tisu seharga dua ribu rupiah bertebaran dari mulai metro mini sampai dengan jembatan busway.

Tentunya masih banyak lagi keuntungan yang dapat diambil oleh para pedagang yang memanfaatkan panjangnya musim kemarau. Bukan hanya empat jenis diatas. Musim kemarau dan hujan, merupakan dua musim yang harus disyukuri baik dari sisi negatif maupun positifnya. Yang perlu dicermati adalah cara kita untuk menyikapi kedua keadaan tersebut.

By. RSW, 4.46 PM

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun