Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mudik Digital, Ketika Mudik Sedekat Genggaman Tangan

16 Mei 2020   14:18 Diperbarui: 16 Mei 2020   14:35 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tahun kemarin, pada hari ke-22 saya dan keluarga sedang bersiap-siap menyiapkan mudik. Kami masih melakukan list barang apa saja yang harus dibawa ke kampung halaman. Dan tidak lupa mengecek kondisi kendaraan yang akan kami pakai. Tidak lucu jika kendaraan mogok atau bermasalah pada saat mudik.

Intinya adalah kami cukup heboh dengan persiapan untuk mudik. Satu hari sebelum hari keberangkatan mudik biasanya saya tidak bisa tidur. Pikiran kami menerka-nerka berapa jam perjalanan yang harus kami tempuh untuk mudik. Akankah normal atau menjadi dua kali lipat lamanya ?

Tapi tahun 2020 memang sangat berbeda. Pandemi memaksa kami untuk melakukan mudik digital atau mudik online. Tentu saja ini artinya semua hal yang biasanya dilakukan secara manual harus dilakukan dengan cara digital.

Sebenarnya dunia digital telah hadir di sisi kita jauh sebelum pandemi. Cuma mungkin penggunaannya tidak seoptimum saat ini.

Bagi saya sekeluarga, penggunaan telepon genggam semakin maximal semenjak pandemi. Hampir setiap hari kami sekeluarga melakukan video call dengan menggunakan whatsapp. Whatsapp group yang dulunya hanya nangkring saja di telepon genggam sekarang makin kian berarti.

Hal ini membuat mudik digital sebenarnya sudah kami lakukan jauh sebelum hari raya Idul Fitri. Namun tetap saja kita perlu mengecek dan mempersiapkan kembali hal yang sangat diperlukan pada mudik digital.

Miliki Smartphone

Smartphone atau telepon genggam cerdas adalah hal yang mutlak ada pada saat melakukan mudik digital. Tidak perlu smartphone yang mahal. Yang penting smartphone yang mempunyai kamera cukup baik untuk melakukan video.

Saat ini harga smartphone sangat bervariasi. Dengan harga 1,5 juta saja kita sudah mendapatkan smartphone yang mumpuni fungsinya.

Saya memilih menggunakan smartphone dalam menggunakan panggilan video karena lebih  mudah dan ringkas. Agak sulit jika panggilan menggunakan laptop  mengingat keponakan saya masih kecil-kecil. Masih sering berlarian kesana kemari. Sehingga smartphone tetap sebagai pilihan yang paling tepat.

Miliki Quota Internet

Quota internet menjadi barang sekunder yang naik daun saat ini. Tidak jaman lagi kalau bilang 'gak ada pulsa'. Semua hal saat ini telah dilakukan dengan berbasis internet. Kita bisa mati gaya tanpa quota internet.

Seiring dengan tingginya kebutuhan kan internet, saat ini banyak provider yang memberikan harga paketan quota internet dengan harga yang sangat kompetitif.

Tapi yang diperlukan saat mudik digital adalah quota internet yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan video. Pengalaman salah satu kakak saya adalah dia tidak bisa join pada saat panggilan video karena paket quotanya tidak bisa untuk video.

Pada saat menjelang hari raya, mungkin perlu untuk memberikan sedikit kebebasan untuk paket internet kita. Belilah yang quotanya besar sehingga dapat dipakai untuk melakukan kegiatan apapun di dunia maya.

Saya pikir harga quota internet tetap jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya mudik konvensional. Sekali-kali membeli paket quota besar untuk hari besar rasanya sebanding.

Miliki Aplikasi Untuk Panggilan Video (Video Call)

Karena keluarga saya sebagian besar di kampung, maka whatsapp adalah aplikasi yang paling mudah digunakan. Apalagi masih ada beberapa keluarga besar saya yang sudah sepuh. Aplikasi di telepon genggam mereka pastilah hanya sebatas whatsapp.

Saya tidak prefer menggunakan aplikasi lain misalnya zoom karena tidak semua keluarga besar saya mempunyai laptop. Belajar menggunakan aplikasi baru tentu tidak mudah bagi mereka.

Mungkin saja salah satu kelemahannya adalah terbatasnya jumlah panggilan dalam satu frame video call dalam whatsapp yaitu maximal hanya 8 orang.

Tapi hal ini dapat disiasati dengan melakukan panggilan video berkali-kali. Mungkin satu kali panggilan video untuk silaturahmi dengan satu keluarga. Misalnya satu panggilan video dengan keluarga inti, satu panggilan video dengan bude A, satu panggilan video dengan tante B, dst.

Semakin sedikit orang dalam satu frame justru akan membuat pembicaraan lebih fokus. Bukankah inti dari mudik adalah saling memaafkan dan menjaga silaturahmi dengan kerabat ?

Rasanya saya sudah tidak sabar untuk menunggu satu minggu lagi menjelang hari raya Idul Fitri. Tidak sabar pula menunggu mudik digital yang sensasinya berbeda dengan mudik konvensional.

Mudik digital  membuat hidup terasa lebih mudah. Mudik menjadi sedekat genggaman tangan. Maka gunakan tanganmu untuk mengambil telepon, lakukan panggilan dan kemudian langsung dapat melakukan silaturahmi dengan keluarga di kampung. 

Selamat Melakukan Mudik Digital !

-RSW/DPK/16052020-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun