[caption id="attachment_329175" align="alignnone" width="547" caption="Bis Suporter PSCS-LAMania"][/caption]
Dalam perjalanan pulang dari Kota Solo menuju Cilacap, Suporter Cilacap "Lanus Mania/LA Mania" diserang suporter PSS Sleman Brigata Curva Sud seamacam suporter sempalan, suporter resmi pss Sleman tidak terlibat dalam aksi ini, para penyerang mengenakan pakaian serba hitam dan cadar tanpa menunjukan logo suporter namun warna hitam adalah warna suporter BCS, membuntuti mulai dari perbatasan Klaten-jogja tepatnya di wil Prambanan. Bus Lanus sepanjang 10 km dibuntuti suporter BCS dan di perempatan Bagjo Adisucipto, bis dilempari batu dan penyerang memaksa masuki bis dan menyerang suporter Lanus dengan tongkat senjata tajam serta menyeret korban tewas hingga keluar dari bis memukuli menusuk.
Aksi Ini mendapat respon yang keras dari Pasoepati yang sebagai penerima tamunya disreang pada senin 13 oktober suporter Paoepati berniat melakukan penyerangan terhadap BCS di Sleman, sekitaran seratusan Pasoepati bersiap melakukan penyerangan namun karena ada pengarahan dari polisi kejadian ini tidak jadi, bahkan bukan hanya dari Pasoepati yang akan melakukan penyerangan suporter2 Jateng (MERENCANAKAN) aksi pembalasan seperti Lanus Mania, Simolodro, Bragjamusti, PanserBiru Semarang . yang dilakukan BCS bukan seperti tawuran biasa, karena terencana dan menyeret orang lain dari bis.
Salah seorang tersangka, Pleki, 25, mengaku para penyerang tergabung dalam kelompok Brigata Curva Sud (BCS). Kelompok ini notabene suporter bagi tim sepakbola PSS Sleman. Pleki menuturkan, perusakan bus dan penganiayaan suporter PSCS jumlahnya mencapai ratusan orang
’’Sekitar empat ratusan orang,’’ katanya kemarin. Menurut Pleki, para pelaku ada-lah anggota dari sekitar seratusan komunitas (base camp) yang ter-gabung dalam BCS se-Sleman. Aksi penyerangan dikoordinasi seorang anggota bernama Deni Ardianta alias Deden, yang biasa dipanggil Bang Jack. Deden yang disebut sebagai salah seorang pengurus BCS masih menjadi buron polisi. ’’Saya ingin semua ditangkap. Bukan hanya dilimpahkan pada kami untuk tanggung jawab,’’ kata Pleki yang mengaku menyesal atas kejadian itu.
Pleki salah satu terrsangka membenarkan pe nye-rangan telah direncanakan. Pa ra pelaku memilih kawasan Bo gem sebagai titik kumpul. Untuk mengecoh aparat, mere-ka menyebar anggota dalam ke lompok-kelompok kecil. Berbe kal informasi dari ja-ringan BCS yang ada di Solo, para pelaku mengetahui iden-titas kendaraan yang ditumpangi su porter PSCS Cilacap. Bahkan, para pelaku telah membagi tugas masing-masing. Ada yang merusak bus, mengekse-kusi para korban, dan stand by di sepeda motor. ’’Malam se-hari sebelum kejadian kami kumpul,’’ cerita Pleki yang dalam aksi itu berperan melempari bus dengan batu. Pleki mengaku tak mengetahui orang yang menusuk Ikhwanudin mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H