Salah satu sifat manusia adalah iri hati. Sangat sulit ketika kita masih memiliki hawa nafsu untuk melepaskan diri dari sifat iri hati. Sangat rumit lagi jika sifat ini mendalam dan kita gunakan untuk keseharian di lingkup pekerjaan. Karena tidak akan selesai permasalahannya, terlebih lagi jika kita seorang pimpinan kerja.
Seorang pimpinan kerja dituntut untuk bisa mengevaluasi kinerja bawahannya selama 1 tahun ke belakang. Ini menyangkut performa dan kenaikan sallary yang berkaitan dengan penilaian dari prestasi kerja. Idealnya adalah kita cukup menilai kinerja bawahan kita selama 1 tahun ke belakang karena setiap tahun sudah di evaluasi.Â
Jika sifat iri hati merasuki seorang pimpinan, terkadang saat menilai performa bawahannya akan terbawa kinerja bawahannya lebih dari 1 tahun ke belakang. Jika ini terjadi, maka penilaiannya akan tidak obyektif, karena setiap tahun performa kita sudah dinilai dan di saat itu pula kita akan mendapatkan hasilnya. Artinya setelah keluar penilaian kita, maka semuanya kembali ke awal, jika performa kita sudah baik tidak perlu lagi diberikan penilaian dengan nilai yang buruk hanya karena performa kita sebelumnya sudah buruk.
Jika ini terjadi maka tidak akan tercipta harmonisasi dalam bekerja, karena seseorang yang dinilai buruk akan tetap mendapatkan nilai buruk karena penilaiannya sudah tidak obyektif. Dimana penilaian tahun berjalan masih dikaitkan dengan penilaian tahun sebelumnya, padahal tahun sebelumnya sudah diberikan penilaian.
Seorang pimpinan yang bijak akan senantiasa mendorong bawahannya untuk bisa bekerja dengan baik sehingga jenjang kariernya akan terus naik dan membaik, setidaknya kalaupun tidak mendorong ke jenjang karier tetapi memberikan motivasi untuk terus bekerja dengan baik dan tidak mengkaitkan performa tahun sebelumnya untuk dijadikan penilaian di tahun yang berjalan.
Semakin tinggi pohon padi akan semakin merunduk buahnya, karena kerendahan hati adalah kunci untuk bisa bermanfaat bagi orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H