Mohon tunggu...
Raras Wulandari
Raras Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/UNUSA

Cat lovers, penikmat musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Mengikuti Organisasi PMR

30 Oktober 2022   12:50 Diperbarui: 3 November 2022   16:27 6769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sewaktu saya duduk dibangku SMA, saya bergabung dengan organisasi Palang Merah Remaja. Palang Merah Remaja yang biasanya disingkat PMR merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI. Banyak ilmu dan pengalaman baru yang saya dapatkan. PMR juga membuat saya semakin jatuh hati dengan bidang kesehatan. Apa saja sih ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan? Yuk kita simak selengkapnya!

Siapa yang tidak tau PMR? PMR merupakan singkatan dari Palang  Merah Remaja. Saya bergabung dengan PMR pada tahun 2019. Saya tergolong dalam PMR Wira (PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas). PMR pula yang membuat saya lebih jatuh hati dengan bidang kesehatan.

Dikarenakan pandemi yang disebabkan oleh virus covid-19 yang menyerang Indonesia dan dunia dengan begitu ganasnya, menyebabkan diadakannya peraturan lock down yang pertama kali diberlakukan pada 20 Maret 2020. Kebijakan lock down tersebut sangat berdampak dengan organisasi PMR yang sedang saya jalani.

Meskipun dengan waktu yang sangat singkat tersebut, Alhamdulillah saya telah mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman. Sangat teringat jelas di benak saya mengenai materi pertama yang diberikan, yaitu "Teknik ABC". Teknik ABC merupakan salah satu prinsip penanganan kegawatdaruratan. ABC yang dimaksud bukanlah huruf alfabet, melainkan Airway control, Breathing support, dan Circulatory support.

1. Airway control (Penguasaan Jalan Napas)

Saat kita menolong korban kecelakaan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melihat jalan napas korban. Hal ini kita lakukan karena manusia tidal mampu bertahan tanpa udara dengan jangka waktu lebih dari 3 menit. Tanda-tanda korban yang mengalami gangguan pada pernapasannya diantaranya adalah terengah-engah dan napasanya patah-patah.

2. Breathing support (Bantuan Napas)

Hal kedua yang perlu kita lakukan ialah mengamati cara korban bernapas. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada gangguan pada pernapasannya. Jika korban ternyata sulit bernapas, kita perlu melakukan napas buatan.

3. Circulatory support (Bantuan Sirkulasi)

Hal terakhir yang perlu kita lakukan adalah periksa kelancaran sirkulasi darah dengan mengecek denyut jantung korban. Bila korban mengalami henti jantung tindakan selanjutnya adalah resusitasi jantung atau pijat jantung. Dan korban tetap tidak bernapas dan tidak ada denyut nadi pada leher, lakukan gabungan prinsip B dan C, yang disebutresusitasi jantung paru.

Pada saat PMR tidak hanya materi saja yang saya dapatkan, melainkan juga melakukan praktik seperti melakukan pertolongan darah, memasang tabung oksigen, dan mengecek tekanan dah. Dan alhamdulillah sebelum diberlakukan lockdown, PMR sekolah saya berhasil melakukan kegiatan donor darah dengan menyumbang sekitar 40 kantong darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun