Semua aspek kehidupan manusia telah sangat dipengaruhi oleh globalisasi, termasuk generasi muda Indonesia. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Adil Indonesia mengungkapkan betapa pentingnya menyebarkan nilai-nilai Pancasila sebagai benteng utama melawan efek buruk globalisasi. Eta Yuni Lestari dan timnya dari Universitas Negeri Semarang melakukan penelitian ini.
Studi menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya dan moral generasi muda telah dipengaruhi oleh globalisasi. Dibandingkan dengan budaya lokal, generasi muda cenderung lebih memilih budaya asing yang dianggap lebih modern. Hal ini terlihat dari cara mereka berpakaian, berbicara, dan menjalani gaya hidup yang mengikuti gaya Barat.
Penulis mengatakan dalam artikelnya bahwa banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk tanpa penyaringan yang baik menyebabkan patriotisme generasi muda semakin terkikis.
Sebagai dasar negara, Pancasila memberikan pedoman penting untuk mempertahankan identitas bangsa. Mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak sejak usia dini dapat membantu mereka lebih mencintai tanah air mereka dan menjaga budaya lokal. Berbagai inisiatif strategis telah diusulkan untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme di kalangan generasi muda dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin mengikis rasa nasionalisme mereka. Salah satunya adalah melalui pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini. Pendidikan ini sangat penting untuk menghasilkan generasi muda yang mencintai negaranya. Selain itu, generasi muda dididik untuk selektif terhadap budaya asing yang masuk, memahami bagaimana hal itu memengaruhi identitas bangsa dan memilih yang sesuai dengan prinsip lokal. Membangun rasa bangga terhadap produk domestik dan menunjukkan rasa terima kasih kepada karya anak bangsa dan dukungan terhadap perekonomian local.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan rasa nasionalisme yaitu ada Faktor internal berupa ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah, pengaruh lingkungan yang tidak mendukung, dan pendidikan moral yang buruk. Sebaliknya, faktor-faktor eksternal, seperti dominasi budaya Barat yang mempromosikan gaya hidup individualistik dan konsumsi barang internasional, juga memiliki pengaruh besar.
Semua pihak harus berpartisipasi secara aktif untuk mengatasi masalah ini. Orang tua diharapkan memberikan teladan dalam mencintai tanah air dalam keluarga mereka, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga mendorong penggunaan produk lokal. Untuk meningkatkan penghargaan terhadap pahlawan bangsa, pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara mendalam ke dalam kurikulum. Selain itu, perlu diajarkan sejarah perjuangan bangsa. Pemerintah juga memiliki peran besar dalam mempromosikan keunggulan budaya lokal melalui kampanye budaya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan nasionalisme dapat berkembang di tengah arus globalisasi, membuat generasi muda bangga terhadap identitas bangsanya dan mampu menghadapi tantangan zaman sekarang dengan percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H