Belum lama ini, sering muncul istilah Brain Rot yang terjadi pada anak-anak. Fenomena ini menjadi perhatian yang serius, pasalnya dampak buruk dari brain rot dapat memengaruhi perkembangan kognitif, emosional, sosial, hingga perkembangan akademik seorang anak. Lalu, apa sebenarnya brain rot itu? Dan bagaimana cara mencegahnya?
Menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., seorang psikolog, brain rot merujuk pada situasi di mana otak terjebak dalam aktivitas monoton tanpa tantangan untuk berpikir kritis atau kreatif. “Dampak psikologisnya besar sekali. Dalam usia anak-anak, otak sedang berkembang serta mengasah kemampuan untuk berpikir kreatif dan kritis,” jelasnya. "Ketika otak hanya fokus pada satu aktivitas tertentu, seperti menggulir media sosial selama berjam-jam, maka kemampuan otak untuk berkembang, beradaptasi, dan berpikir kritis akan terhambat," jelas Vera dalam konferensi pers peluncuran kampanye #BanggaJadiBunda di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2024). Berdasarkan penjelasan tersebut, ternyata scrolling konten-konten yang tidak mengedukasi atau tidak berbobot bisa berdampak serius pada kemampuan kognitif seorang anak yang sedang berada pada fase perkembangan pesat.
Dampak Brain Rot Pada Anak-Anak
- Dampak Kognitif
Mengonsumsi konten-konten pendek yang tidak berbobot dan tidak mengedukasi secara berlebihan dapat berpengaruh buruk pada perkembangan kognitif seorang anak. Pasalnya anak-anak tidak bisa mengkitisi, mencerna, dan mendalami informasi yang disampaikan pada konten-konten tersebut. Sehingga dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis dan konsentrasi mereka.
- Dampak Emosional dan Sosial
Terlalu fokus menonton konten-konten di media sosial hingga waktu yang lama dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memahami ekspresi orang lain, membangun empati, dan memahami emosi. Selain itu, membuat seorang anak mudah cemas, marah, dan lebih agresif.
- Gangguan Perkembangan Akademik
Anak-anak yang terbiasa menyerap informasi dengan cepat tanpa fokus yang mendalam bisa membuat mereka kesulitan untuk konsentrasi dan memahami pelajaran di sekolah sehingga dapat memengaruhi hasil belajrnya.
Setelah mengetahui beberapa dampak yang ditimbulkan dari brain rot, perlu adanya langkah-langkah untuk mencegahnya agar tidak memberikan dampak negatif yang berkelanjutan.
Cara Mencegah Brain Rot pada Anak
- Pembatasan Waktu Bermain Gadget
Bagi orang tua harus menetapkan waktu yang seimbang antara waktu untuk bermain gadget dan waktu untuk kegiatan lain seperti, aktivitas fisik, membaca, atau belajar.
- Pilih Konten yang Berkualitas
Mengarahkan anak untuk mengnsumsi konten yang edukatif seperti buku, video pembelajaran, atau program mendidik lainnya. Serta, memilih aplikasi dan game yang dapat merangsang critical thingking, kreativitas, dan konsentrasi mereka.
- Peran Orang Tua dalam Pengawasan
Sebagai orang tua harus menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya dengan memilih konten yang edukatif dan mendiskusikan konten tersebut agar melatih kemampuan berkiri kritis mereka. Selain itu, menggunakan kontrol orang tua untuk membatasi dan memantau aktivitas mereka dalam bermain gadget. Orang tua juga harus memastikan anak-anak mereka memiliki rutinitas yang sehat dengan mengajak berolahraga bersama, memberikan makanan yang sehat, memastikan waktu tidur yang cukup, dan memberikan waktu untuk bermain di luar ruangan agar anak-anak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya.