Sudah sekian purnama, profesi dokter memang sangat digemari oleh banyak orang meskipun persaingan dan perjalanan pendidikannya sangat sulit. Lantas pernahkah Anda berpikir bagaimana cara dokter bertugas untuk berkomunikasi dengan pasien yang sedang dalam keadaan darurat tanpa ada keluarga yang mendampingi? Atau pernahkah Anda berpikir bagaimana cara dokter berkomunikasi kepada pasien berusia muda, bahkan masih bayi?
Seperti yang kita ketahui bahwasannya di dalam dunia kesehatan, komunikasi antara dokter dan pasien menjadi aspek penting ketika sedang berobat. Komunikasi ini disebut dengan komunikasi terapeutik yang bertujuan tidak hanya untuk menyampaikan informasi medis dari kesehatan pasien saja, tetapi juga untuk membangun kepercayaan dengan pasien.
Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa komunikasi terapeutik ini sangat penting dilakukan agar komunikasi antara dokter dan pasien lebih efektif. Penelitian tersebut berjudul "Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Poli Fisioterapi Selama Pandemi Covid-19 di RSUD Batara Guru Pelopa" karya Rosyidah.
Penelitian tersebut mengatakan bahwa efektivitas komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan kepada pasien sebanyak 84,2% dan tingkat kepuasan dari pasien sebanyak 64,9%. Angka yang terbilang tinggi dan sangat efektif.
Dengan komunikasi yang efektif, diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi kesehatan pasien untuk selanjutnya. Dalam menjelaskan prosedur, kondisi medis, atau pilihan pengobatan, dokter perlu menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien. Namun, dengan beberapa situasi dan kondisi yang disebutkan, perlunya para dokter untuk mempelajari teknik dan strategi mengenai komunikasi terapeutik dengan baik dan benar.
Contoh di dalam keadaan darurat ketika terjadi sebuah kecelakaan yang melibatkan seorang korban, dokter dianjurkan untuk tidak panik dan tetap bergerak cepat menolong pasien sembari melakukan komunikasi ringan agar pasien kembali sadar kala itu.
Di dalam kasus lain kita dapat melihat profesi dokter spesialis anak yang memiliki pasien di usia muda bahkan bayi yang belum bisa berbicara dan melakukan apa-apa. Lantas bagaimana dokter akan melakukan komunikasi dengan pasien?
Apabila terdapat orang tua atau pendamping pasien, maka dokter akan berkomunikasi dengan mereka untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Namun, tak jarang orang tua yang merasakan panik ketika anaknya sedang sakit. Maka di situasi tersebut, seorang dokter perlu memiliki sikap yang tenang dan teknik komunikasi terapeutik yang baik, agar pesan yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik pula.
Beberapa teknik komunikasi terapeutik yang dapat dilakukan adalah diam dan mendengarkan pasien berbicara, mengulang inti pembicaraan dan memberikan validasi, memotivasi lebih, serta mencerminkan perasaan pasien. Tidak lupa seorang dokter selalu memberikan ekspresi baik dan senyuman seberat apapun respon yang diberikan oleh pasien.
Dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik yang baik, maka komunikasi yang dilakukan antara dokter dan pasien akan terbilang efektif. Hal ini akan berdampak baik pula ketika sedang melakukan anamnesis (pengumpulan informasi riwayat kesehatan), pemberian konsultasi, dan pemberian obat pasien untuk membantu proses kesembuhan pasien selanjutn
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H