Mohon tunggu...
Raras Galuh Safira
Raras Galuh Safira Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Raras Galuh Safira

Selanjutnya

Tutup

Diary

Garisku

22 Februari 2022   13:32 Diperbarui: 22 Februari 2022   13:40 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang,
Semua sudah ada garisnya dan semua yang tertakar tidak akan tertukar.
Tapi, bolehkah sesekali aku mengeluh terhadap apa yang sudah di gariskan untukku?
Tidak bisakah aku mendapatkan kehangatan yang seharusnya aku dapatkan? Mengapa keberuntungan tidak selalu berpihak padaku?
Rumah yang seharusnya memberikan kedamaian tetapi justru membuatku semakin tak karuan.
Cinta, kasih sayang, ketenangan perlahan memudar.

Rasa iri terus ada dalam hatiku, mengapa rumahku tak indah seperti rumah-rumah pada umumnya.
Harapanku terhadap rumahku pun hilang perlahan. Sudah banyak kekecewaan yang terlukiskan, sudah banyak goresan-goresan luka yang sedikit demi sedikit ku rasakan. Pondasi rumahku sudah tak lagi beriringan, tak bisa lagi menopang huru-hara bersamaan.

Baiklah, sudah cukup aku mengeluh terhadap garis yang sudah di takdirkan untukku karna memang garis inilah yang sudah di takarkan untukku dan rumahku. Di samping itu, masih ada rasa syukur untuk rumah keduaku. Aku masih bisa menaruh harapan agar tidak ada kekecewaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun