Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Permata Pertama di Indonesia

31 Agustus 2016   14:09 Diperbarui: 2 September 2016   10:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indo Wisata Permata (IWP) adalah wisata edukasi yang memperlihatkan proses pembuatan permata dari bongkahan batu menjadi perhiasan. IWP resmi dibuka pada bulan Februari 2016 lalu.Wisata ini terbilang unik karena wisata permata ini adalah  yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Tiket masuk yang juga voucher seharga Rp. 50.000 bisa ditukar makan, minum atau sebagai potongan harga jika anda berniat membeli salah satu perhiasan di gallery permata seharga voucher tersebut. IWP buka mulai dari jam 10.00-17.00 WIB dan tutup setiap hari senin. Lokasi nya sendiri berada di daerah dago tepatnya di Komplek Citra Green Dago Blok N 1-10, Bandung

 Setelah membeli tiket, pengunjung akan diajak untuk menonton dokumentasi kurang lebih berdurasi 5-10 menit yang berisi pengetahuan dasar seputar permata disalah satu ruangan. Proses pembentukan berlian menjadi perhiasan di gallery IWP ada beberapa tahap yakni penggambaran, pengelupasan, pembersihan, pemotongan dan pemasangan. Semua proses pembentukan permata hanya hanya bisa kita lihat di dari kaca, hal ini sepertinya dilakukan agar tidak menggagu pekerjaan para pegawai. Meski begitu kita didampingi guideyang akan menjelaskan semua proses tersebut secara rinci. 

atas: mesin penggambar pola, bawah: mesin pemotong (Dok Pri)
atas: mesin penggambar pola, bawah: mesin pemotong (Dok Pri)
Sehabis menonton pengunjung dapat melihat proses pembentukan permata mulai dari penggambaran pola atau bentuk permata menggunakan mesin. Hal ini dilakukan agar didapat bentuk yang maksimal dari permata itu sendiri sehingga tidak ada permata yang terpotong. Kemudian baru dilakukan pengelupasan atau pembersihan batu permata menggunakan laser. Karena penggunaan laser pada proses sebelumnya, batu permata berubah warna menjadi warna hitam. Sehingga untuk merubah warnanya kembali dilakukan pemutihan atau menggembalikan warnanya ke bentuk semula. Dalam proses ini masih tetap menggunakan mesin.

collage-2016-09-01-4-57c7c10981afbdf53f65a634.jpg
collage-2016-09-01-4-57c7c10981afbdf53f65a634.jpg
 Kemudian setelah permata berubah menjadi ke warna semula, barulah dipotong atau pembentukan bagian atas tengah dan bawahnya sesuai dengan yang diinginkan. Untuk proses ini dilakukan oleh manusia. Sayangnya pegawai-pegawai di bagian pemotongan masih didatangkan lansung dari India. IWP masih mendatangkan pegawai dari India karena masih belum ada orang Indonesia yang ahli dalam hal ini sehingga harus mendatangkan dari luar negeri.

Terakhir adalah proses pemasangan permata di baik itu kalung, cincin ataupun gelang. Proses ini pun dilakukan oleh manusia karena di IWP semua perhiasan bukan ditempel tetapi dikaitkan sehingga membuat permata lebih kuat dan tidak mudah lepas. Semua proses tersebut jika menggunakan mesin terbilang cepat, hanya butuh 1 jam -1,5 jam. Tentu lebih proses lebih cepat dibanding dengan cara manual yang bisa memakan wakti berhari-hari.

collage-2016-09-01-6-57c7bf9e9597732e43d3c599.jpg
collage-2016-09-01-6-57c7bf9e9597732e43d3c599.jpg

Setelah semua proses selesai kita diajak masuk gallery permata yang juga sebagai tempat membeli permata. Disini kita bisa request/custom bentuk permata yang diinginkan.Berita bahagianya, perhiasan disini masih terbilang murah mulai dari harga 2 juta hingga yang paling mahal 100 jutaan. Untuk cincin couple mulai dari harga 10 jutaan. So, mengunjungi wisata permata pertama di Indonesia tentu mengasyikan dan menambah pengetahuan mengenai permata dan proses pembentukannya hingga menjadi perhiasan.

collage-2016-09-01-5-57c7c0ae157b61494919950b.jpg
collage-2016-09-01-5-57c7c0ae157b61494919950b.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun